2025, Amazon Targetkan Operasional Bisnis Gunakan Energi Terbarukan

Selasa, 25 Oktober 2022 – 11:15 WIB
Para pembicara dalam SOE Conference International bertema 'Energy Transition and Green Development for Sustainable Growth'. Foto dok BUMN

jpnn.com, BALI - APAC Head of Energy and Environment Policy for Amazon Web Services (AWS) di Asia Pasifik dan Jepang, Ken Haig yang menjadi pembicara dalam SOE Conference International bertema "Energy Transition and Green Development for Sustainable Growth". 

Dia menjelaskan Amazon berkomitmen dalam membangun bisnis yang berkelanjutan.

BACA JUGA: Motor Listrik Electrum Jadi Kendaraan Resmi di Ajang KTT G20 di Bali

Oleh karena itu, pada 2019 Amazon mendirikan The Climate Pledge yang merupakan wujud komitmen dalam mencapai emisi net zero di bisnis pada 2040.

“Sebagai bagian dari The Climate Pledge, kami juga menargetkan untuk menjalankan semua operasi kami dengan menggunakan 100 persen energi terbarukan pada 2025. Kami dengan senang hati membantu Indonesia untuk membuat harga energi terbarukan menjadi lebih terjangkau,” jelas Ken dalam SOE International Conference di Nusa Dua Bali.

BACA JUGA: Dukung Ganjar Pranowo, Himpunan Santri Nusantara: Kami Kawal Hingga Pilpres 2024

Bisnis komputasi Amazon ini juga berkomitmen untuk mendorong net zero emission, bahkan lebih cepat sepuluh tahun dari target di Paris Agreement, yakni menjadi 2040.

"Kami ingin mencapai karbon bersih pada 2040 dan kami juga mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama," jelaskan.

BACA JUGA: GoTransit Jadi Pilihan Utama Pengguna Kereta Jabodetabek

Menurut Ken, dalam dua tahun terakhir ini AWS sudah bekerja sama dengan 300 perusahaan dari 50 industri berbeda di seluruh dunia, dan lebih dari 30 negara di seluruh dunia menetapkan tujuan yang sama mencapai emisi rendah karbon.

"Dan kami rasa semua harus bekerja untuk mencapainya secara kolaboratif. Posisi kami sebagai konsumen energi, tetapi atas nama pelanggan, kami siap membantu berinvestasi dalam teknologi dekarbonisasi untuk jaringan listrik, termasuk di negara tempat kami bekerja," tambahnya.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan melonjaknya harga minyak dunia menjadi salah satu alasan untuk tidak menunda transisi energi.

BUMN harus mulai mengembangkan sumber energi bersih dibandingkan membangun pembangkit listrik tenaga fosil.

Pahala menuturkan transisi energi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari karena Indonesia sudah menetapkan target mencapai emisi net zero pada 2060 dan pengurangan emisi 32 persen pada 2030.

"Ada banyak cara yang dapat dilakukan BUMN dalam melakukan dekarbonisasi, salah satunya bersinergi dengan sejumlah pihak. Bagaimana BUMN mengembangkan portofolio untuk mengurangi emisi karbon, bisa secara individu atau sinergi dengan ekosistem BUMN,” seru Pahala.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Transformasi BUMN Makin Menguatkan Digital Mortgage Ecosystem BTN


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler