jpnn.com - NUNUKAN - Tim utusan DPRD Nunukan ke Kecamatan Lumbis Ogong merilis informasi terbaru soal klaim wilayah dan aksi eksodus warga di kecamatan perbatasan tersebut. Disebutkan, ada dua desa yang terancam diklaim Malaysia.
"Bukan tiga desa, tapi dua desa. Yakni Desa Simantipal dan Desa Sinapad," kata Karel Sompoton dihubungi Radar Nunukan (Grup JPNN.com) kemarin (17/11).
BACA JUGA: Mulai Desember, Potong Tunjangan PNS Bolos
Anggota Komisi III DPRD Nunukan ini menjelaskan, Desa Simantipal dan Desa Sinapad berbatasan langsung dengan perkampungan di Malaysia seperti Saliliran, Pegalungan dan Bantul.
Jika kedua desa tersebut benar-benar diklaim, ada 21 desa lainnya yang terancam ikut diklaim Malaysia.
BACA JUGA: Jalur Nasional Terancam Putus
"Desa Simantipal dan Desa Sinapad itu, kalau ditarik lurus ada 21 desa yang ikut di dalamnya," jelas politikus Partai Bulan Bintang (PBB) ini.
Dijelaskan lagi, Kecamatan Lumbis Ogong merupakan kecamatan yang memiliki kelompok-kelompok desa. Seperti kelompok Desa Tao Lumbis membawahi 10 desa, Kelompok Desa Panas membawahi 6 desa dan Kelompok Desa Labang membawahi 5 desa.
BACA JUGA: Buruh Keluhkan Kerja Lembur
Tiga kelompok desa tersebut berada dalam zona yang sama dengan Desa Simantipal dan Desa Sinapad.
"Makanya seperti yang saya katakan tadi, kalau Simantipal dan Sinapad diklaim Malaysia, maka 21 desa bakal ikut diklaim," ungkap Karel.
Masih kata Karel, Simantipal dan Sinapad berada dalam kawasan yang bersentuhan langsung dengan batas negara Indonesia-Malaysia. Batas-batas di kawasan ini memang belum ditegaskan dan ditetapkan oleh kedua negara sejak tahun 1985.
"Sebenarnya persoalan ini sudah cukup lama. Tapi setelah menjadi isu nasional, belakangan ini baru ramai-ramai diperhatikan pemerintah pusat," ujarnya.
Lalu bagaimana dengan kabar eksodus warga di Kecamatan Lumbis Ogong? "Itu bukan isu. Memang betul ada warga Lumbis Ogong yang eksodus," tegas Karel.
Menurutnya, dari total 21 desa yang bernaung di bawah 3 kelompok desa, terdapat sekitar 600 jiwa di dalamnya. Namun begitu, Karel menolak menarik kesimpulan berapa jumlah riil warga Lumbis Ogong yang berpindah negara dari Indonesia ke Malaysia.
"Kami belum kantongi data riil warga yang eksodus. Memang diperlukan pendataan akurat agar tidak cuma berandai-andai dan berasumsi," ujarnya.
Kendati tim utusan DPRD Nunukan saat ini sudah kembali ke ibu kota kabupaten, Karel sedang menunggu intruksi lanjut dari pimpinan DPRD. Ada keinginan, tim utusan DPRD Nunukan bakal kembali ke Lumbis Ogong dalam waktu dekat ini bersama tim utusan pemerintah pusat.
"Ada beberapa kementerian yang kabarnya bakal diutus ke Lumbis Ogong. Kemungkinan kami akan bersama-sama tim tersebut ke Lumbis Ogong dalam waktu dekat ini," ungkap Karel. (dra/war)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peluru Nyasar Tembus ke Tempat Sholat
Redaktur : Tim Redaksi