23 Bayi Tercatat Meninggal di RS

Kamis, 02 Agustus 2018 – 23:02 WIB
Ilustrasi bayi. Foto : JPG

jpnn.com, SURABAYA - Masih banyaknya jumlah kematian bayi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, menjadi perhatian berbagai pihak.

Berdasar data profil kesehatan Provinsi Jawa Timur 2016, angka kematian bayi mencapai 23,6 per seribu kelahiran hidup.

BACA JUGA: Bayar Utang Tidur Demi Kesehatan, Berpengaruh?

Sementara itu, di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji pada 2017, tercatat ada 23 kematian dari 886 kelahiran hidup.

"Tetapi, dari total 23 itu, 34,8 persen adalah kasus rujukan. Kebetulan rumah sakit kami merupakan salah satu tempat rujukan di wilayah Jawa Timur," ujar Direktur RSU Haji Dr drg Sri Agustina Ariandani MKes dalam acara Peluncuran Program Kegawatdaruratan Pediatri dan Perawatan Neonatal di Ruang Serambi Mekah RSU Haji.

BACA JUGA: Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih?

Sebagai rumah sakit rujukan, rumah sakit di Jalan Manyar Kertoadi itu telah berjejaring dengan empat puskesmas di sekitarnya.

Yakni, Gunung Anyar, Medokan Ayu, Kalirungkut, dan Tenggilis. Melalui jejaring tersebut, bayi-bayi dalam kondisi gawat dan tidak bisa ditangani di fasilitas kesehatan pertama itu langsung dirujuk ke RSU Haji.

BACA JUGA: Nekat Beri Bayi Air Putih? Ini 4 Dampak Buruknya

"Kami juga sudah membuat grup untuk sharing dan berkomunikasi," lanjutnya.

Dokter spesialis anak Dyah Retno Wulan menambahkan, salah satu kendala dalam penanganan kegawatdaruratan pada pediatri atau bayi dan anak adalah koordinasi yang belum baik.

Termasuk belum konsistennya sistem pelayanan yang diberikan. "Untuk standar prosedur operasionalnya secara teori sudah bagus. Tetapi, pelaksanaannya masih butuh berbagai masukan," tuturnya.

Karena itu, kerja sama dengan Singapore International Foundation (SIF) dan Singapore Health Services (SingHealth) dalam penanganan kegawatdaruratan pada pediatri disambut dengan baik.

Apalagi, itu sejalan dengan tujuan Indonesia untuk mengurangi angka kematian pada bayi dan balita.

"Kebetulan RSU Haji ini memang memiliki program unggulan tentang penanganan kegawatdaruratan pediatri.

Karena itu, program dari SIF diterapkan di sini," ujar Deidy Setyawan, Kasubbag Kerja Sama Luar Negeri Bagian Administrasi Kerja Sama Pemprov Jatim.

Itu menjadi kali kedua bagi SIF dan RSU Haji menjalin kerja sama. Tetapi, yang berjangka panjang hingga empat tahun baru pertama.

Program tersebut dirancang untuk mengembangkan kemampuan tenaga kesehatan Indonesia dalam memberikan layanan perawatan kritis kepada bayi dan anak berisiko.

SIF Governor Shee Tse Koon menambahkan, dalam program itu, tim dokter dan perawat dari KK Women's and Children's Hospital yang tergabung dalam Singapore International Volunteers (SIV) akan memberikan pelatihan. (dwi/c6/dio)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Disambut Gembira, Kini Ibu-Ibu Bebas Menyusui di Mana Saja


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler