jpnn.com, TIMIKA - Dampak dari efisiensi PT Freeport Indonesia (PTFI) terus berlanjut. Dalam dua bulan terakhir, dengan alasan untuk mengatasi tekanan finansial, PTFI telah merumahkan ribuan karyawan, termasuk di-PHK (pemutusan hubungan kerja).
Kebijakan efisiensi ini kabarnya karena menyusul pelarangan ekspor konsentrat tembaga, dan ketidakstabilan investasi.
BACA JUGA: Percayalah, Gaya Freeport Mirip Reinkarnasi VOC
Senior Manager Papua Affair Development, Solemen Haluk, menuturkan, sesuai dengan data yang ada, total 2300 karyawan sudah dirumahkan dan kena PHK. “Sudah 2300 karyawan termasuk PHK dan furlough (dirumahkan) dari kontraktor dan perusahaan. Kontraktor mengambil kebijakan terlebih dahulu melakukan efesiensi apabila sudah tidak ada pekerjaan yang dilakukan," ujar Solemen kepada Radar Timika, Rabu (15/3) kemarin.
Namun menurutnya, perusahaan saat menerapkan furlough, juga memberikan penawaran kepada karyawan yang bersangkutan untuk mengambil paket. Paket yang dimaksud, pemberitahuan perhitungan, mengenai apa-apa saja yang akan diperoleh karyawan jika mengambil pensiun. “Elemen apa yang (akan) didapatkan itu yang disebutkan, dan ini yang dilakukan oleh PT Freeport. Sedangkan untuk kontraktor belum diketahui kebijakan apa yang diambil,” terangnya.
BACA JUGA: Sejak Freeport Bermasalah, 115 WNA Tinggalkan Mimika
Diketahui, efisiensi dilakukan hampir di seluruh sektor pembiayaan, termasuk pengurangan para karyawan ekspatriat (asing) maupun kontraktor. PTFI telah menawarkan paket bagi yang diistirahatkan di rumah.
Berdasarkan inter office memorandum PTFI tertanggal 14 Maret 2017, bahwa mengingat upaya efisiensi diperlukan untuk menjaga agar perusahaan tetap layak secara ekonomi, maka program pengurangan dan efisiensi biaya berlanjut dengan mengikutsertakan para karyawan pratama.
BACA JUGA: Pemerintah Daerah Bisa Miliki Saham Freeport
“Sejalan dengan hal tersebut, kami akan memulai proses penyesuaian tenaga kerja dengan melaksanakan program furlough terhadap sejumlah karyawan pratama, untuk mencerminkan suatu model ketenagakerjaan baru, dan menyesuaikan dengan rencana-rencana kerja yang telah direvisi,” demikian memo manajemen PTFI yang ditujukan ke seluruh karyawannya, Selasa (14/3).
Disebutkan, bahwa perusahaan milik Amerika Serikat itu tengah menyelesaikan rencana Program Pengakhiran Hubungan Kerja Sukarela (PPHKS) yang disusun khusus untuk para karyawan pratama yang mengikuti program furlough.
“Program ini akan memberikan pilihan yang lebih pasti terkait masa depan para karyawan yang mengikuti program furlough. Kami akan mengumumkan program ini setelah penyusunan detilnya diselesaikan,” tulis memo tersebut.
Freeport mengklaim tidak sedang melaksanakan pemutusan hubungan kerja, sehingga tidak diperlukan adanya perundingan dengan pihak serikat pekerja untuk mencapai suatu kesepakatan, walaupun manajemen terus meminta masukan dari karyawan.
“Di saat kita mengetahui kelanjutan program ini dan ketidakpastian yang sedang dihadapi oleh perusahaan menimbulkan kekhawatiran, kita semua tetap harus fokus pada aspek keselamatan kerja dan tetap menjalankan tugas-tugas harian kita di tempat kerja,” tutupnya. (rex/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Kemelut Freeport, Pasar Hasanuddin Sepi
Redaktur & Reporter : Adek