27 Tahun Jadi Guru Honorer, Masih Mengajar Anak-anak Buta Huruf di Rumah Reot

Selasa, 29 November 2022 – 23:02 WIB
Guru honorer bernama Rohila (berdiri) yang tinggal di Kelurahan Labuh Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, menyaksikan rumahnya direnovasi oleh jajaran Ditlantas Polda Riau pada momen Hari Guru Nasional, Jumat (25/11). Foto: Rizki Ganda Marito/JPNN.com

jpnn.com - Tekad Rohila mencerdaskan anak-anak bangsa tak surut oleh keterbatasan. Guru honorer itu mencerdaskan generasi mendatang di lingkungan sekitar rumah tinggalnya.

Laporan Ganda Marito, Pekanbaru

BACA JUGA: Perjuangan Mustam demi Anak dan Inspirasinya untuk Polisi di Hari Pahlawan

JUMAT (25/11) menjadi hari yang tak akan dilupakan oleh Rohila. Pada hari itu, puluhan polisi mendatangi rumahnya.

Rohila tinggal di rumah berdinding kayu di Kelurahan Labuh Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru. Dia menyandang status janda sejak suaminya meninggal dunia pada 2015.

BACA JUGA: Rumiah dan Kenangan Polwan Pertama Jadi Kapolda

Di rumah reot itulah Rohila sendirian membesarkan dua anaknya, Wempi Yuda Pratama dan Dwika Saputri. Kini Wempi si sulung sudah berusia 25 tahun, sedangkan Dwika si bungsu berumur 18 tahun.

Rohila menghidupi keluarganya dengan penghasilannya dari profesinya sebagai guru. Statusnya guru honorer di SDN 5 Kota Pekanbaru.

BACA JUGA: Ni Ketut Mayoni, Spirit Mahasiswi Hindu Lulus Cum Laude di Kampus Islam

Sudah 27 tahun lamanya Rohila menjadi guru honorer. Sejak 27 tahun silam, statusnya tetap guru honorer.

Gaji yang diterima Rohila masih jauh di bawah Upah Minimum Kota (UMK) Pekanbaru yang untuk tahun ini dibanderol Rp 3,049 juta.

Meski demikian, Rohila tidak hanya mengajar di SDN 5 Kota Pekanbaru. Dia juga kerap mengumpulkan anak-anak yang tidak bisa membaca di sekitar tempat tinggalnya.

“Saya mengajari anak-anak tetangga di sini belajar membaca," kata Rohila saat berbincang dengan JPNN.com di rumahnya, belum lama ini.

Dia rutin mengajar membaca di rumahnya yang sangat sederhana itu.

"Senin-Kamis sepulang mengajar di sekolah,” tuturnya.

Walakin, Rohila tidak memungut bayaran dari kegiatan belajar mengajar di rumahnya itu.

Kalaupun ada pemberian untuk Rohila, hal itu sebatas tali asih dari orang tua yang berterima kasih karena anaknya sudah diajari membaca.

Perempuan paruh baya itu justru merasa bahagia dengan mengajari anak-anak membaca.

“Itu mengalir saja, mungkin karena jiwa saya sebagai pendidik ingin melihat anak itu pintar. Kalau dia tidak bisa membaca, saya berdoa bagaimana supaya mereka bisa membaca cepat, saya ingin mereka pintar,” ucap Rohila.

Kabar tentang kiprah Rohila itu sampai ke Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Riau.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Riau AKBP Donni Eka Syaputra bersama jajarannya, antara lain, AKBP Budi Setiyono, Kompol Ruri Prastowo, Kompol Nanda Oktora, dan beberapa polantas lainnya langsung mendatangi rumah Rohila pada momen Hari Guru Nasional pekan lalu.

Awalnya jajaran Ditlantas Polda Riau bermaksud memberikan tali asih kepada janda itu.

Namun, ketika melihat kondisi banyak papan di dinding rumah Rohila yang sudah membusuk, jajaran Ditlantas Polda Riau pun mengganti rencana.

AKBP Donni Eka Syaputra yang merasa terenyuh ketika tiba di rumah Rohila langsung mengerahkan anggotanya untuk memanggil tukang dan membeli papan dan cat.

“Kami melihat kondisi rumah Ibu Rohila juga sudah rusak karena sering banjir dan sudah tua," tutur AKBP Donni.

Setelah papan dan tukang bangunan tiba, AKBP Donni beserta jajarannya ikut memperbaiki rumah Rohola. Perwira menengah Polda Riau itu turut memasang papan untuk memperbaiki kayu pada dinding rumah Rohila yang sudah lapuk.

Menurut Donni, bantuan dari Ditlantas Polda Riau tidak sebanding dengan jasa Rohila mencerdaskan anak bangsa.

"Renovasi ini sebagai kado Hari Guru. Ibu Rohila tentu jadi teladan bagi kita semua,” ucap Doni.(mcr36/jpnn.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler