3 Alasan Pentingnya Perlindungan Keamanan pada Smartphone, Silakan Disimak

Senin, 14 Agustus 2023 – 11:28 WIB
Keamanan data pribadi. Ilustrasi: Daily Telegraph/Alamy

jpnn.com, JAKARTA - Era digitalisasi yang semakin berkembang membuat smartphone tidak hanya sebagai alat komunitkas, tetapi sudah bisa digunakan untuk apapun seperti data pribadi hingga transaksi finansial yang cepat dan nyaman.

Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, tersembunyi ancaman serius yang mengancam data pribadi, keuangan, dan bisnis pengguna.

BACA JUGA: Samsung Rilis Galaxy A14 dan A34 5G Enterprise Edition, Keamanan Data Aman, Cek Harganya

Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan tiga alasan penting mengapa ponsel cerdas memerlukan perlindungan keamanan yang serius.

Pertama, ponsel cerdas tidak lagi hanya menyimpan nomor kontak dan pesan teks, tetapi berubah menjadi dompet digital yang menyimpan uang masa kini.

BACA JUGA: Fordigi Dorong Percepatan Implementasi UU Perlindungan Data Pribadi BUMN

Asia Tenggara telah menjadi panggung bagi ledakan adopsi dompet seluler setelah pandemi, dengan lebih dari 86 layanan uang seluler langsung muncul di wilayah ini tahun lalu. Penggunaan e-wallet juga semakin berkembang pesat.

Namun, dengan pertumbuhan ini, timbul risiko keamanan yang serius.

BACA JUGA: Keamanan Data di Indonesia Mudah Jebol, Christina Aryani: Ini jadi PR Pemerintah

"Kami mencatat 1.083 Trojan mobile banking telah diblokir di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2022, sementara sebanyak 207.506 insiden malware mobile terjadi," kata dia dalam siaran persnya, Senin (14/8).

Kedua, perangkat seluler juga menjadi ancaman potensial bagi lingkungan bisnis. Di luar fungsinya sebagai alat komunikasi, HP itu sering digunakan untuk mengakses email dan aset perusahaan.

Fenomena BYOD (Bring Your Own Device) yang memungkinkan penggunaan perangkat pribadi dalam lingkungan kerja, meskipun memberikan fleksibilitas, juga membawa potensi risiko keamanan.

Kaspersky mendokumentasikan berbagai kasus serius, termasuk serangan Advanced Persistent Threats (APTs), yang memasuki sistem perusahaan melalui perangkat seluler yang terinfeksi.

Ketiga, identitas digital pengguna semakin terancam dalam era media sosial. Banyak pengguna tidak menyadari bahaya pencurian dan penipuan identitas yang mungkin terjadi melalui platform tersebut.

Penipuan sering terjadi di media sosial, yang lebih mudah diakses melalui perangkat seluler.

Kaspersky menunjukkan bahwa satu dari empat pengguna internet di Asia Pasifik telah menjadi korban penipuan identitas.

Studi lain mengungkapkan sekitar 38 persen pengguna media sosial mengaku mengenal seseorang yang menjadi korban peretasan data saat menggunakan media sosial.

Ancaman ini semakin nyata dengan laporan phishing yang mencapai lebih dari 360.000 upaya pemblokiran pada tahun 2022, sebagian besar berasal dari platform populer seperti WhatsApp, Telegram, dan Viber. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Keuntungan Menggunakan Aplikasi Lapor Pajak Online, Nomor 1 Keamanan Data Terjamin


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler