3 Poin Utama Restrukturisasi Skema Bisnis Mitsubishi

Kamis, 29 Desember 2016 – 14:27 WIB
Krama Yudha Tiga Berlian. Foto: Ist

jpnn.com - JPNN.com - Mitsubishi Group merestrukturisasi skema bisnisnya di Indonesia mulai 1 April 2017.

Presiden Direktur PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Hisashi Ishimaki mengumumkan restrukturisasi di tubuh organisasi bisnis kendaraan Mitsubishi di Indonesia dengan tiga poin utama.

BACA JUGA: Intip Kemewahan Swift Generasi Terbaru Andalan Suzuki

Pertama, KTB bakal menjadi perusahaan yang hanya bergerak di bisnis Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC).

Fungsinya ganda, yakni manufaktur dan distributor.

BACA JUGA: Corsa Platinum Tangguh di Trek Basah dan Kering

Kedua, mengalihkan bisnis manufaktur Mitsubishi Motors Corporation (MMC) ke PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI).

MMKI berdiri sejak Desember 2014 sebagai perusahaan manufaktur produk-produk MMC.

BACA JUGA: Tak Seramai MPV, SUV Tetap Jadi Andalan Isuzu

Porsi kepemilikan saham MMC  mencapai 51 persen, Mitsubishi Corporation/MC (40 persen), dan Krama Yudha/KY (9 persen).

Ketiga, mengalihkan bisnis distribusi MMC ke perusahaan baru yang sedang dipersiapkan.

Saat ini, perseroan menggodok pembentukan dua entitas baru yang akan menjalankan dua operasional bisnis.

Yakni, merek MFTBC untuk bisnis commercial vehicle (CV) serta merek MMC untuk bisnis passenger car dan light commercial vehicle (LCV) alias kendaraan niaga ringan.

Perusahaan baru yang mulai aktif pada April 2017 tersebut adalah distributor MMC.

Kepemilikan saham terdiri atas MC sebesar 40 persen, KY (30 persen), dan MMC (30 persen).

KTB sebagai manufaktur dan distributor MFTBC dengan komposisi kepemilikan saham yang terdiri atas KY (40 persen), MC (30 persen), dan MFTBC (30 persen).

’’Nanti setiap perusahaan lebih berfokus. Lebih sederhana secara fokus kerjanya,’’ kata Ishimaki saat ditemui belum lama ini.

Restrukturisasi didorong perkembangan situasi, terutama untuk memenuhi demand dan memperluas bisnis kendaraan Mitsubishi di Indonesia.

KTB, menurut dia, berdiri sejak 1970 di Indonesia.

Sejak saat itu, kegiatan bisnis dijalankan, terutama oleh KY yang bermitra dengan MC.

Di lintas merek, pihaknya juga mulai berkolaborasi dengan Nissan yang belum lama ini mengakuisisi 34 persen saham Mitsubishi di Jepang.

Ditambah lagi, kepemilikan Nissan di Renault membuat kolaborasi ketiganya sangat memungkinkan.

Nissan menyatakan bahwa kolaborasi strategis nanti dikembangkan dengan dimulai dari kawasan Asia Tenggara. (gen/c14/sof)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Jumlah Penjualan Sepeda Motor Sepanjang 2016


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler