jpnn.com, JAKARTA - Unilever, ementerian Luar Negeri dan Pembangunan Pemerintah Inggris (UK FCDO), serta Ernst & Young (EY) – mengumumkan pemberian hibah sebesar Rp 6,8 miliar kepada tiga perusahaan rintisan (start-up) Indonesia.
Penyaluran hibah tersebut sebagai bagian dari program akselerator TRANSFORM BESTARI Challenge.
BACA JUGA: Bootcamp IndoBisa 2024 jadi Sarana Mempersiapkan Startup Bertemu Investor
Ketiga startup Indonesia yang mendapatkan hibah itu ialah PT. Kudeungoe Sugata, yang engembangkan rantai pasok kakao yang berkelanjutan, terlacak, dan bertanggung jawab.
Startup itu berfokus pada inklusivitas dengan melibatkan perempuan dan pemuda, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan mengurangi emisi karbon.
BACA JUGA: President University Berjaya di Global Hackathon Startup Competition KoreaÂ
Selain itu, mereka juga mengeksplorasi insentif bagi petani untuk pengurangan karbon dan pemanfaatan limbah kakao.
Lalu Elevarm. Perusahaan ini mengubah kotoran sapi menjadi pupuk organik, melalui vermikompos untuk mendukung ekonomi sirkular.
BACA JUGA: Unilever Tekan Pemakaian Plastik untuk Mendukung Keberlanjutan
Inisiatif itu meningkatkan produktivitas lahan dan pertanian berkelanjutan.
Mereka akan menggunakan dana segar tersebut untuk meningkatkan produksi dan memperluas pasar, serta memberdayakan peternak sapi dalam pengelolaan limbah.
Ketiga, TeleCTG. Start-up tersebut menggunakan teknologi telemedicine untuk meningkatkan layanan kesehatan ibu di daerah perkotaan dan perdesaan.
Proyek itu akan dilakukan di enam Puskesmas untuk deteksi dini faktor risiko, dan meningkatkan kolaborasi dengan rumah sakit rujukan.
Masing-masing startup Indonesia itu akan mendapatkan dana Rp 2,27 miliar.
Ketiganya terpilih setelah bersaing dengan 137 usaha startup lain, yang juga mengusung ide bisnis dalam bidang solusi masalah sosial dan lingkungan.
Mereka melewati proses seleksi yang meliputi penyusunan concept note dan proposal model bisnis, yang menyertakan target dampak positif yang ingin dicapai.
TRANSFORM BESTARI Challenge bekerja sama dengan SDGs Financing Hub, untuk mendukung startup yang menghadirkan solusi inovatif untuk masalah sosial dan lingkungan.
“Pendanaan katalis seperti yang diberikan oleh Pemerintah Inggris melalui TRANSFORM, berperan penting dalam membantu startup tahap awal berinovasi untuk mengatasi hambatan dalam mengembangkan bisnis,” kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Dominic Jermey dalam keterangannya, Minggu (13/10).
Head of Sustainability and Corporate Affairs Unilever Indonesia Nurdiana Darus menambahkan bahwa selain dana hibah, Unilever dan EY memberikan dukungan berupa pendampingan untuk membantu para startup dalam memberikan dampak nyata bagi bisnis. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Unilever Ajak Para Santri Menebar Kebaikan Melalui Aksi Cantik
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha