Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus menyerang Tiongkok dengan menyebut dirinya sudah melihat bukti bahwa virus corona berasal dari sebuah institut virologi di Wuhan. Berikut laporan perkembangan virus corona di dunia dalam sepekan.

Presiden Donald Trump tidak menjelaskan bukti apa yang dia maksudkan saat mengatakan virus corona berasal dari sebuah laboratorium. Ia beralasan "tidak diizinkan" untuk menyampaikan bukti yang ia ketahui.

BACA JUGA: Ini Bukti Social Distancing Sukses Membatasi Penularan Virus Corona di Tiongkok

Presiden Trump menegaskan Tiongkok sangat tidak kompeten dalam menghentikan virus corona sehingga keluar dari negaranya, "atau mereka malah membiarkannya keluar". Photo: Presiden Donald Trump tidak menjelaskan bukti-bukti seperti apa yang dia lihat terkait laboratorium di Wuhan. (AP: Patrick Semansky)

 

BACA JUGA: Update Corona 1 Mei: Jumlah Laki-laki Terjangkiti Covid-19 Lebih Banyak dibanding Perempuan

Sebelumnya, Kantor Direktur Intelijen Nasional AS mengeluarkan sebuah pernyataan jika intelijen AS sependapat dengan "konsensus ilmiah" bahwa virus corona "tidak dibuat atau dimodifikasi secara genetis".

Tapi kantor itu menambahkan intelijen AS akan "terus memeriksa secara teliti informasi yang muncul dan laporan intelijen untuk menentukan apakah wabah itu dimulai melalui kontak dengan hewan terinfeksi atau hasil dari kecelakaan laboratorium di Wuhan".

BACA JUGA: Saran dr Lahargo agar Kita Tidak Masuk RS Jiwa Gara-gara Corona

Kemarin, Presiden Trump mengklaim penanganan pandemi yang dilakukan Tiongkok adalah bukti bahwa Beijing terus berusaha menggagalkan upaya Presiden Trump terpilih kembali pada November nanti. Milisi bersenjata protes 'lockdown' Photo: Kelompok milisi bersenjata melakukan aksi protes terhadap aturan lockdown terkait COVID-19 di negara bagian Michigan, Amerika Serikat. (Reuters: Seth Herald)

 

Ratusan warga Amerika Serikat, termasuk milisi bersenjata, berkumpul di dalam Gedung Negara Bagian Michigan di Lansing untuk memprotes 'lockdown' di negara bagian tersebut.

Aksi dilakukan kelompok yang menamakan dirinya "American Patriot Rally", termasuk diantaranya para pendukung Donald Trump.

Para pengunjuk rasa diukur suhu tubuhnya oleh polisi ketika hendak memasuki gedung.

Di dalam gedung, mereka menyanyikan lagu kebangsaan dan meneriakkan slogan "mari kita bekerja".

Ini merupakan aksi protes terbesar di Michigan sejak 15 April lalu, ketika para pendukung menggelar aksi 'Operasi Gridlick' yang melibatkan ribuan warga, hingga memacetkan jalan-jalan di Lansing. Gotong Royong di Tengah Pandemi
Cerita inspiratif dari warga Indonesia yang memilih membantu satu sama lain saat menghadapi pandemi virus corona.

 

Unjuk rasa ini sebagai bentuk protes terhadap aturan tinggal di rumah, yang telah diperpanjang hingga 15 Mei mendatang di Michigan.

Gubernur Gretchen Whitmer menyatakan langkah ini perlu dilakukan karena Michigan memiliki banyak korban akibat COVID-19, yang sejauh ini sudah 3.789 orang yang meninggal.

Masih di AS, 30 juta warganya menganggur dalam enam minggu terakhir. Sebanyak 3,8 juta orang yang kehilangan pekerjaan telah mengajukan permintaan tunjangan.

Beberapa ekonom memperkirakan tingkat pengangguran AS di bulan April bisa mencapai 20 persen. Angka ini belum pernah terlihat sejak depresi tahun 1930-an, ketika tingkat pengangguran mencapai 25 persen.

Perekonomian AS diperkirakan mengalami penurunan sebesar 40 persen pada kuartal April - Juni. 13 meninggal di Panti jompo di Sydney Photo: Sudah 13 orang penghuni panti jompo Newmarch House di Sydney meninggal terkait virus corona. (ABC News)

 

Sebuah panti jompo di Sydney, Australia, menjadi pusat penyebaran virus corona, setelah 13 orang penghuninya meninggal dunia.

Kamis kemarin (30/04) dipastikan tiga penghuni lainnya telah dinyatakan positif.

Mulai hari ini, Jumat (1/05), pelonggaran pembatasan sosial mulai diberlakukan di New South Wales dengan ibukota Sydney, begitu pula sejumlah negara bagian lainnya di Australia.

Kabinet Nasional bertemu hari ini untuk melihat kemungkinan membuka kembali berbagai kegiatan olahraga.

Di Tasmania, pemerintah setempat menyatakan wabah ini "sebagian besar berada di bawah kendali". Inggris mengaku sudah lewati masa puncak Photo: PM Inggris Boris Johnson ikut aksi tepuk tangan untuk perawat yang menjadi garda terdepan penanganan COVID-19. (Reuters: Hannah McKay)

 

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan negaranya sudah "melewati masa puncak" wabah corona dan kurva penularan sudah menurun.

"Kita punya banyak alasan untuk berharap dalam jangka panjang," katanya pada konferensi pers pertama sejak ia sembuh dari COVID-19.

PM Johnson berjanji akan menetapkan rencana bagaimana Inggris dapat secara bertahap kembali ke kehidupan normal.

Ditanya mengenai Inggris yang dianggap terlambat melakukan 'lockdown', ia mengatakan jika tak dilakukan, maka korban jiwa bisa jauh lebih banyak.

Inggris memiliki angka kematian tertinggi kedua di Eropa yaitu sebanyak 26.771 orang. Ekonomi Prancis dan Italia anjlok Photo: Salah satu pusat perbelanjaan di Italia yang lengang akibat lockdown. Perekonomian sejumlah negara kini anjlok akibat pandemi COVID-19. (AP: Claudio Furlan/LaPresse)

 

Prancis telah menderita penurunan ekonomi paling tajam sejak pencatatan dimulai pada 1949.

Pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi Prancis menyusut 5,8 persen dari tiga bulan sebelumnya. Ini kemerosotan triwulan paling tajam sejak Perang Dunia II.

Angka-angka ini mencerminkan dampak wabah di Prancis, yang melakukan 'lockdown' pada pertengahan Maret.

Prancis memiliki angka kematian tertinggi kelima di dunia yaitu 24.376 orang.

Sementara itu, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengakui ekonomi negaranya menghadapi kemerosotan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi virus corona
Ikuti laporan terkini terkait virus corona dari Australia dalam Bahasa Indonesia.

 

Ia membenarkan perkiraan Departemen Keuangan mengenai terjadinya penurunan ekonomi hingga 15 persen pada semester pertama tahun ini.

Italia merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar kedua setelah AS, yaitu 27.967 orang.

Sementara itu Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin dinyatakan positif mengidap virus corona dan akan melakukan isolasi mandiri.

Di Rusia, Perdana Menteri bertanggungjawab mengawasi ekonomi dan memberikan jawaban kepada Presiden.

Mishustin, yang berusia 54 tahun menduduki jabatan itu sejak Januari lalu.

Ia merupakan satu dari 106.000 warga Rusia yang positif tertular corona, dengan jumlah kematian di Rusia akibat virus ini mencapai lebih dari 1.000 orang. Korban tewas di Brasil lampaui Tiongkok Photo: Presiden Brasil Jair Bolsonaro terlihat pasrah dengan jumlah korban COVID-19 di negaranya yang kini sudah melebihi Tiongkok. (AP: Eraldo Peres)

 

Korban meninggal di Brasil kini telah melampaui Tiongkok, yaitu sebesar 5.500 orang dari hampir 80.000 kasus positif. Sementara, jumlah kematian yang dilaporkan Tiongkok sebesar 4.637 orang.

Namun, ketika Presiden Brasil Jair Bolsonaro ditanya mengenai hal ini, ia hanya menjawab "lalu apa?"

"Maaf ya, tapi apa yang kalian ingin saya lakukan?" ujar Presiden Bolsonaro.

Peningkatan tajam dalam jumlah kematian memicu kekhawatiran jika negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Amerika Latin itu akan segera menjadi pusat penularan terbanyak virus corona berikutnya.

Presiden Bolsonaro, yang sejak awal menentang aturan diam di rumah terkait COVID-19 mengatakan biaya ekonomi lebih besar daripada bahaya virus yang ia sebuah hanya "flu kecil".

Dia menganjurkan untuk mengisolasi para orang berusia tua dan membiarkan orang muda tetap bekerja.

"Maaf, orang akan mati juga, mereka akan mati, begitulah hidup," katanya pada bulan Maret.

"Kita tidak bisa menghentikan pabrik mobil karena adanya kematian akibat kecelakaan lalu lintas," tambahnya.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di dunia lewat situs ABC Indonesia

BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Buka Aktivitas Ekonomi 4 Mei, Tetapi Masih Larang Salat Jumat

Berita Terkait