jpnn.com, JAKARTA - Badan Kepegawaian Negara (BKN) akan mengevaluasi jabatan PNS yang masih sesuai dengan tuntutan zaman.
Menurut Pelaksana tugas (Plt.) Kepala BKN Bima Haria Wibisana, sejumlah jabatan PNS sudah jadi incaran untuk dihilangkan, di antaranya pranata komputer, tenaga administrasi, dan lainnya.
BACA JUGA: Kepala BKN Sebut PPPK Akan Mendominasi Struktur ASN, Masih Mengeyel jadi PNS?
Di era digitalisasi, lanjutnya, penguasaan komputer harus dimiliki seorang aparatur sipil negara (ASN).
"Menguasai komputer adalah kemampuan dasar seorang ASN," kata Bima Haria dalam rakornas kepegawaian BKN, Kamis (21/7).
BACA JUGA: Honorer K2 Papua di Atas 35 Tahun Diangkat PNS, Pentolan Tenaga Administrasi Iri
Dia melanjutkan pranata komputer akan hilang digantikan dengan big data, artificial intellegence. Begitu juga tenaga administrasi akan tergantikan dengan digital.
Bima menceritakan pada awal-awal pandemi sempat ditanyakan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin soal PNS yang menduduki jabatan administrasi.
BACA JUGA: Honorer Dihapus, Tenaga Teknis Administrasi Sakit Hati, Banyak Banget
"Pak wapres tanya, ini tenaga administrasi mau diapakan. Saya jawab enggak tahu Pak. Akhirnya diputuskan work from home (WFH) saja," ujarnya.
Namun, lanjut Bima, apa yang terjadi WFH menjadi work from holiday bagi PNS yang tidak akrab dengan dunia digital. Mereka bingung mau mengerjakan apa.
Bekerja dengan teknologi, tidak tahu cara menggunakannya, tidak ada perangkat, dan lainnya. Diminta menggunakan ponselnya, mengaku tidak punya pulsa.
"Model PNS semacam itulah yang menghambat birokrasi," cetusnya.
Bima juga heran dengan PNS yang beralasan faktor usia hingga menyebabkan gagap teknologi (gaptek), padahal itu alasan dibuat-buat. Teknologi bisa dipelajari kalau PNS mau belajar dan usia bukan jadi penghalang.
Lanjut dikatakan, survei Google menunjukkan, selama WFH sebanyak 30 persen PNS bekerja lebih berat. Sebanyak 40 persen menjawab bebannya sama saja antara WFH dan work from office (WFO). Sisanya 30 persen tidak menjawab.
Dari data tersebut, Bima menyimpulkan bahwa sebanyak 30 persen PNS hanya santai dan tidak melakukan apa-apa. Dan, yang tidak melakukan apa-apa itu adalah PNS di jabatan administrasi.
"Melihat fakta-fakta yang ada, apakah jabatan administrasi itu masih dibutuhkan di era digitalisasi," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad