AMBON -- Bentrok massa di Kota Ambon, Minggu (11/9) menimbulkan gelombang pengungsi, khususnya di daerah perbatasanMasyarakat dari dua kelompok yang sebelumnya berbaur setelah kerusuhan tahun 1999 lalu, terpaksa harus mengungsi menghindari jatuhnya korban
BACA JUGA: Aktivitas Warga Kota Ambon Mulai Normal
Ribuan warga memilih mengungsi dengan membawa harta bendanyaPantauan Ambon Ekpres (Grup JPNN) ratusan jiwa memilih mengungsi di beberapa lokasi
BACA JUGA: Kapuas Kering, Pasokan BBM Terancam
Pengungsi dari kawasan Mardika menempati gedung sanggar kegiatan belajar di Belakang SoyaBACA JUGA: Setelah Masjid Disegel, Ahmadiyah Janji Berbaur
Ratusan pengungsi dari Talake dan Waringin juga menempati Masjid Jami"e di Jalan Sultan BabulahBeberapa pengungsi juga menempati lokasi pusat penjualan pakaian bekas di kawasan MardikaRatusan pengungsi juga memilih menetap di rumah keluarga atau kerabatnya di Kota AmbonMereka yang mengungsi karena rumahnya hancur dan ada yang memilih mengungsi karena merasa terancam akibat belum kondusifnya kondisi keamanan.
Kondisi pengungsi di tempat-tempat pengungsian dadakan itu sunggu memprihatinkanMereka kesulitan mendapatkan air bersih dan MCKAkibatnya, banyak yang mengaku belum mandi sejak pecahnya kerusuhanYang menyedihkan, sebagian besar pengungsi terancam kelaparan karena terbatasnya uang yang dimilikiMereka hanya mengandalkan uluran tangan dari warga lain dan pemerintah daerah.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Maluku Rosmiati Arsyad menyebutkan, jumlah pengungsi, dan yang mengungsi karena masalah keamanan mencapai 3.016"Hampir semuanya pengungsi berasal dari daerah perbatasan yang menetap di dalam kota," ujarnya, Selasa (13/9)Penyaluran bantuan kata dia, ditangani Pemerintah Kota AmbonMeski begitu Dinas Sosial Maluku akan berkoordinasi dengan Pemkot untuk menangani masalah ini.
Di Masjid Jamie jumlah pengungsi sebanyak 194 kepala keluargaMereka adalah warga Jalan Baru, Waringin, Talake dan kawasan Jalan AYPattyMereka mengeluh lapar, sementara bantuan hanya diberikan seadanya, beras 25 kg dan Sarimi 5 karton.
Menyikapi hal itu, pengurus Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Maluku, Isra ASanaky menilai bantuan semestinya disesuaikan dengan jumlah pengungsiIa berharap pemerintah daerah merespon pengungsi yang menjadi korban konflik itu"Peranan pemda sebagai bentuk kepedulian dan kemanusiaan terhadap basudara-basudara yang berada di barak pengungsian," jelasnya
Sementara itu pasca bentrokan antarwarga yang terjadi, Minggu (11/9) pemerintah Provinsi Maluku terus berupaya untuk mengatasi persoalan yang terjadi. Bahkan untuk menampung berbagai persoalan serta keluhan yang disampaikan masyarakat Pemerintah Provinsi membentuk poskoPosko yang dibentuk Pemprov itu diketuai Asisten II Sekertaris Daerah (Sekda) Pemprov Maluku Drs Burhanudin Bandjar, dengan sekertaris Kepala Kesbangpol dan Limas Abdul Rahman Renuat.
Wakil Gubenur Maluku Ir Saad Assagaf mengatakan, berbagai persoalan yang muncul akibat konflik antar warga, Pemprov Maluku terus melakukan koordinasi terkait dengan keluhan-keluhan yang disampaikan masyarakat"Untuk masalah pengungsi misalnya, kita sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial untuk mendata seluruh pengungsi akibat bentrokan yang terjadi,"ungkapnya.
Selain masalah pengungsi, lanjut Wagub Pemprov Maluku juga telah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Maluku untuk mendata semua rumah masyarakat yang rusak dan terbakar akibat konflik"Kita sudah minta agar seluruh rumah-rumah masyarakat yang terbakar, untuk segera dibangun kembali,"ungakapnya
Untuk aktivitas ekonomi masyarakat, Wagub mengaku banyak keluhan masyarakat yang telah disampaikan, terkait dengan langkahnya berbagai kebutuhan masyarakat seperti minyak tanah, bensin dan juga kebutuhan lain"Saya sudah perintahkan kepada pertamina, untuk mengisi seluruh pengecer "pengecer minyak tanah dan bensin, sehingga tidak membuat masyarakat panikKalau kemarin kita bisa memaklumi karena para supir mobil tangki tidak bisa beraktifitas, tetapi kondisi sudah membaik, sehingga distribsi minyak tanah segera dilakukan,"tegasnya.
Selain minyak tanah lanjut Wagub, masalah kelangkaan beras juga dikeluhkan oleh masyarakatTerkait dengan keluahan itu, Pemprov sudah berkoordinasi dengan pihak Dolog Maluku untuk mengatasi masalah ini"Saya sudah minta Dolog dan Disperindag untuk segera mengatasi persoalan tersebut,"pintanya
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Angky Papilaya, mengatakan stok bahan bakar terutama minyak tanah dan bensin hingga saat ini masih cukup dan tersedia di PertaminaHanya saja, untuk memdistribusikannya mengalami kesulitan, karena diperhadapkan dengan kondisi keamananUntuk BBM jenis minyak tanah dan bensin hingga saat ini masih tersedia, tetapi untuk mendistribusikannya, mengalami kesulitan, karena kondisi keamanan,"akuinya.
Untuk masalah beras, kata Papilaya, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dolog MalukuHingga saat ini, persedian beras juga masih cukup untuk beberapa bulan kedepan"Beras kita masih cukup, dan pihak dolog siap untuk menyalurkannya,"kata Papilaya
Papilaya menghimbau kepada para pedagang maupun pengecer agar tidak menggunakan kesempatan konflik , untuk memainkan harga beras, minyak tanah dan bensin di pasaranSaya minta supaya harga-harga kebutuhan ini tidak dipermainkan," pintanya(FAS/SAO/MG5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nama Sekdaprov Sumut Sudah Ditetapkan
Redaktur : Tim Redaksi