jpnn.com, DHARMASRAYA - Kebakaran cukup sering melanda perkebunan sawit di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, dalam satu bulan terakhir ini.
Bahkan, kebakaran itu tersebar di empat kabupaten yakni Sitiung, Pulaupunjung, Kotobaru dan Sungairumbai.
BACA JUGA: Pupuk Bersubsidi Hanya Cukup Sampai Agustus
Selain menyebabkan kerugian materil, kebakaran itu juga menyebabkan dua kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) diselimuti kepulan asap selama lima jam.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Dharmasraya Akrial menyebutkan, kebakaran tersebut terjadi di waktu yang berbeda dan di tujuh lokasi yang berbeda pula.
BACA JUGA: Polres Pessel Bedah Gubuk Janda 4 Anak Jadi Bagus Begini
Pada Jumat (19/1) terjadi kebakaran kebun sawit di lokasi transmigrasi Sei Kilangan, Kecamatan Pulaupunjung dengan luas lahan yang terbakar kurang satu hektare dengan kerugiaan sekitar Rp500 ribu.
Kemudian keesokan harinya atau pada Sabtu (20/1) kebun sawit di Jorong Sei Nili, Nagari Sungaidareh, Kecamatan Pulaupunjung seluas 0,5 hektare terbakar. Total kerugian ditaksir Rp1 juta.
BACA JUGA: Heboh, Telinga Tetangga Ditebas hingga Nyaris Putus
Selanjutnya, pada Selasa (30/1) kebun sawit di Jorong Bukitmindawa, Nagari Sikabau, Kecamatan Pulaupunjung juga terbakar seluas satu setengah hektare dengan kerugian sekitar Rp5 juta. Kemudian pada Rabu (31/1) kebun sawit di Nagari Kotopadang, Kecamatan Kotobaru seluas sembilan hektare terbakar dan total kerugian Rp10 juta.
Pada Kamis (1/2) kebun sawit milik PT Andalas Wahana Berjaya (PT AWB) sebuah perkebunan sawit milik Malaysia terbakar seluas 10 hektare. Total kerugian sebesar Rp40 juta . Kemudian, Jumat ( 2/2) kebun sawit di Sitiung V Aur Jaya, Kecamatan Sitiung juga terbakar seluas lima hektare dengan total kerugian Rp7 juta.
“Diduga, sebahagian besar kebakaran tersebut dikarenakan puntung rokok yang dibuang atau dilempar sembarangan. Sehingga, api menjalar sangat cepat,”ujarnya.
Dia mengimbau, bila warga melihat ada kepulan asap dari lahan sawit yang terbakar, secepatnya menghubungi kantor Satpol PP dan Damkar yang sudah ada di setiap nagari. Kabupaten Dharmasraya sudah memiliki lima unit mobil pemadam. Mobil tersebut di tempatkan di tiga kecamatan. Yakni Sei Rumbai, Sitiung, Pulaupunjung.
"Idealnya, setiap kecamatan harus ada satu unit mobil Damkar. Kami membutuhkan sekitar 11 unit mobil Damkar. Namun karena keterbatasan anggaran, kami baru memiliki lima unit," tukas Akrial.
Sementara itu, kepulan asap juga terlihat di Kecamatan Silaut dan Lunang di Kabupaten Pesisir Selatan, Kamis (1/2). Kepulan asap itu dapat dilihat selama 5 jam. Yakni dari pukul 13.00 hingga pukul 18.00.
Camat Lunang Muktar Is, tak menampik ada kepulan asap di langit Nagari Sindang yang berbatasan dengan Kecamatan Silaut. Pihaknya langsung ke lokasi untuk memastikan kepulan asap tersebut yang diduga dari pembakaran lahan.
"Tadi pagi ( Jumat,red), saya bersama tim dari Nagari Sindang turun ke lapangan. Namun, saat kami tiba di lokasi, tidak terlihat lagi ada kepulan asap. Bahkan kondisi udara di sekitar lokasi terlihat bersih,” ucapnya.
Dia menduga kepulan asap yang terlihat sekitar 5 jam tersebut, ulah oknum masyarakat yang membuka perkebunan. Namun tidak dalam jumlah kapasitas besar atau luas. Sebab kepulan asapnya cuma beberapa jam saja. “Makanya, ketika ditinjau ke lapangan, tidak ditemui lagi lokasi yang terbakar itu," katanya.
Diakuinya, bahwa pemandangan seperti itu, sudah merupakan hal biasa di kecamatan itu, apalagi bila sudah memasuki musim kemarau.
"Ini sudah menjadi kebiasaan bagi oknum masyarakat yang membuka lahan melakukan pembakaran. Sehingga, bila sudah memasuki musim kemarau, pemandangan seperti itu sering terlihat," ucapnya.
Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Khairul Efendi mangatakan, bahwa pihaknya telah menerjunkan tim melakukan pemantauan di lapangan.
Terkait kepulan asap yang terjadi selama 5 jam di seputaran lahan gambut Nagari Sindang itu, pihaknya juga sudah melakukan penyisiran ke lapangan.
"Yang pasti kemarin di Pessel tidak ditemui titik api, maupun kepulan asap akibat pembakaran lahan. Kondisi ini, juga terlihat di Nagari Sindang, dan beberapa kecamatan lainnya. Walau demikian, kami tetap melakukan pemantauan, dan meminta kepada camat dan wali nagari agar segera memberikan laporan, bila terjadi kebakaran sebagaimana yang dikhawatirkan," tegasnya.
Sebutnya, karena sudah memasuki musim kemarau, sehingga kepada masyarakat, dia juga diimbau meningkatkan kewaspadaan,serta tidak melakukan pembakaran lahan dengan seenaknya. "Sebab membakar lahan gambut, apalagi di musim kemarau, bisa menimbulkan polusi, bahkan bisa berujung dengan bencana kabut asap dan lainya," timpal Khairul. (ita/yon)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir, Jalur Padang-Painan Terputus Empat Jam
Redaktur & Reporter : Budi