Banjir, Jalur Padang-Painan Terputus Empat Jam

Jumat, 22 September 2017 – 22:40 WIB
Banjir menyebabkan jalur Padang–Painan terputus sekitar empat jam. Foto: padeks/jpg

jpnn.com, PADANG - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, Rabu (20/9) kemarin, menyebabkan jalur Padang–Painan terputus sekitar empat jam.

Wali Nagari Duku Darmaizon menyebutkan, jalur Padang-Painan memang sudah langganan tergenang air jika hujan.

BACA JUGA: Dinas Lingkungan Hidup Ogah Beber Daftar Pengembang Nakal

Saat hujan Rabu lalu, ketinggian air mencapai 2 meter, dan menghambat arus lalu lintas di jalan Negara itu hingga beberapa jam.

Kondisi ini harus segera dicarikan solusinya, jika tidak setiap hujan, maka arus lalu lintas akan terus terganggu.

BACA JUGA: Banjir Parah, Akses Kalteng-Kalbar Putus

”Kami telah meminta pemerintah kabupaten mencarikan solusinya. Bisa saja dengan meninggikan jalan dari sungai,” ujarnya seperti dilansir Padang Ekspres (Jawa Pos group) hari ini.

Sementara itu, jembatan gantung penghubung Kampung Rantal ke Kampung Sei Tanuk, Kenagarian Barung Barung Belantai, Kecamatan Koto XI Tarusan juga roboh.

BACA JUGA: Kunjungi Amerika, Sandiaga Kantongi Ilmu Atasi Banjir Jakarta

Jembatan sepanjang 75 meter dan lebar 2 meter ini ambruk saat hujan di hari yang sama. Akibatnya, sekitar 190 KK atau 600 jiwa terisolasi. Untuk akses ke nagari tetangga, warga harus memutar sejauh 5 km.

Sekretaris Nagari Barung Barung Belantai Tengah Eridal menyebutkan, pelajar kesulitan ke sekolah. Sebab sebagian siswanya bersekolah di SDN 42 Talawi yang berada di seberang sungai .

”Kondisi ini harus segera dicarikan solusinya. Biaya yang harus dikeluarkan warga cukup tinggi, sebab harus mengambil jalan memutar ke nagari tetangga,” ujarnya.

Pihaknya telah menyampaikan kerusakan jembatan pada camat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga bupati. ”Atas nama masyarakat nagari, kami mohon jembatan tersebut diperbaiki segera. Pelajar butuh perahu untuk menyeberang sungai guna mempersingkat jalan siswa ke sekolah. Sebab jalur alternatif cukup jauh,” ujarnya.

Dia berharap ke depannya, jembatan gantung itu bisa dibangun permanen. Sehingga jika sungai meluap tak melumpuhkan aktivitas masyarakat.

Camat Koto XI Tarusan Gusdan Yuhelmi Susilo menuturkan, tak ada korban jiwa saat kejadian tersebut. Namun kerugian warga akibat kerusakan infrastruktur itu cukup besar.

Kepala Pelaksana BPBD Pessel Pri Nurdin menuturkan, data sementara beberapa kawasan yang terkena dampak banjir di antaranya Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, Bayang Utara, Batangkapas dan beberapa daerah lainnya.

Daerah yang tergenang itu adalah daerah yang memang menjadi langganan banjir. Karena kondisi daerahnya yang rendah dan saluran pembuangan air yang tidak lancar.

Potensi bencana alam seperti tanah longsor, banjir masih menghantui sejumlah wilayah di Pessel, terutama di daerah perbukitan dan pegunungan yang kondisi tanahnya labil. Apalagi, saat ini memasuki musim hujan.

Untuk mengatasi bencana alam, BPBD berkoordinasi dengan semua pihak untuk memantau potensi bencana yang mungkin terjadi saat hujan deras. Masyarakat pun diimbau untuk segera melaporkan ke BPBD, jika di wilayahnya ada tanda-tanda potensi bencana.

”Meski kami terus memantau, namun informasi potensi bencana sangat kami butuhkan. Saat ini, kami masih menunggu laporan dari kepala kampung dan wali nagari tentang kondisi terkini dan berapa kerugian yang ditimbulkan akibat banjir ini,” tukasnya. (yon/ uni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paskibra Tetap Semangat Melangkah di Genangan Air


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler