jpnn.com, JAKARTA - Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, penduduk Indonesia yang telah berhasil diberaksarakan mencapai 97,93 persen. Artinya, sekitar 2,07 persen atau 3.387.035 jiwa (usia 15-59 tahun) saat ini masih masuk kategori buta aksara.
”Indonesia telah membuktikan keberhasilan dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan untuk Semua (PUS) Dakar, 23 provinsi sudah berada di bawah angka nasional masyarakat buta aksaranya," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar di Jakarta, Selasa (4/9).
BACA JUGA: Ironis, Guru Mengajar Teknologi tapi Tak Punya Kompetensi
Untuk mewujudkan komitmen pemerintah dan mengajak seluruh masyarakat peduli terhadap penuntasan buta aksara, Kemendikbud memperingati Hari Aksara Internasional yang telah digagas UNESCO dalam konferensi para menteri pendidikan tentang Pemberantasan Buta Huruf, di Teheran, Iran, pada 8 sampai 19 September 1965.
Angka buta aksara usia 15-59 tahun di Indonesia dilihat dari masing-masing provinsi masih terdapat 11 provinsi memiliki angka buta huruf di atas angka nasional yaitu Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15 persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan Barat (4,50 peren), Sulawesi Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa Timur (3,47 persen), Kalimantan Utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen), dan Jawa Tengah (2,20 persen). Sedangkan 23 provinsi lainnya sudah berada di bawah angka nasional.
BACA JUGA: Bamsoet Minta Kemendikbud Tak Buru-buru Terapkan Zonasi Guru
Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka buta aksara lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki dengan jumlah, yakni 1.157.703 orang laki-laki, dan perempuan 2.258.990 orang.
"Di sini perlu peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk bersama-sama dalam penuntasan buta aksara," tandas Harris. (esy/jpnn)
BACA JUGA: 421 Pemda Terancam tak Terima DAK Kebudayaan
BACA ARTIKEL LAINNYA... 73 Tahun Indonesia, Anggaran Pendidikan Belum Dievaluasi
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad