34 Arca Koleksi Radya Pustaka Solo di Palsu

Sabtu, 11 Oktober 2008 – 11:47 WIB
SOLO - Kasus pencurian dan pemalsuan koleksi Museum Radya Pustaka, Solo, kembali munculKali ini yang lenyap dari ruang penyimpanan adalah benda-benda purbakala terbuat dari perunggu -sebagian besar berbentuk arca.

Kepolisian setempat telah membentuk tim guna menangani kasus tersebut

BACA JUGA: Tantowi Jadi Kabid Acara Rapimnas Golkar

Kapoltabes Solo Kombespol A
Syukrani mengatakan, penyiapan tim khusus itu tak lepas dari betapa fenomenalnya kasus pencurian arca batu di Radya Pustaka sebelumnya

BACA JUGA: Terbuka, Kursi Wako-Wawako Medan



''Belajar dari itu, kami kemudian menyiapkan penyidik-penyidik yang intens pada kasus sebelumnya
Ditambah dengan penyidik baru

BACA JUGA: Kedatangan Tiro Tak Perlu Dirisaukan

Leading team-nya adalah unit tipiter (tindak pidana tertentu, Red),'' katanya.

Mengacu hasil inventarisasi 2007 yang dilakukan Balai Pelestari Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah, Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Keraton Kasunanan Surakarta, dan Pemkot Solo, 24 November-3 Desember 2007, di ruang perunggu (tempat menyimpan benda-benda dari perunggu) itu terdapat 249 koleksi patung berbahan perungguSebanyak 85 di antaranya berbentuk arcaSisanya berbentuk aneka rupa kriya manusia.

Tim juga menggunakan data inventarisasi 2001 sebagai pembanding koleksi yang adaDari bocoran hasil inventarisasi yang didapat koran ini, diketahui, dari 85 arca perunggu yang ada, hanya 33 yang dinyatakan asliSebanyak 34 arca lain dinyatakan palsu, sementara 18 buah sisanya diduga palsu.

Radar Solo (Jawa Pos Group) melaporkan, hingga kemarin siang (10/10), arca-arca palsu itu dipajang di ruang perunggu Radya Pustaka, di sayap kiri bangunan bagian depan museumRuangan itu berhadapan dengan ruang penyimpanan naskah dan manuskrip kuno yang juga sudah dilaporkan ke polisi turut hilang

Seperti diketahui, Musem Radya Pustaka sempat geger karena banyak koleksinya yang hilangModus pencurian yang dilakukan pelaku ialah mengganti dengan koleksi baru yang bentuknya mirip dengan yang asli.

Dalam kasus pencurian arca itu, Kepala Radya Pustaka KRH Darmodipuro alias Mbah Hadi menjadi tersangka dan kini sudah divonis penjara karena terbukti terlibat pencurianKonglomerat Hashim Djojohadikusumo juga sempat diperiksa polisi karena memiliki arca-arca yang dicuri Mbah Hadi dkkLambang Babar Purnomo, salah seorang peneliti dari BP3 Jateng, pun tewas dalam sebuah kecelakaan misterius ketika tengah melakukan investigasi kasus itu.

Di ruangan perunggu Radya Pustaka, terdapat sembilan lemari kaca yang di dalamnya tertata aneka ragam arca dan beragam benda perungguSemua lemari kaca yang menempel ke tembok itu dalam keadaan terkunci

Di tembok yang tidak tertutup lemari menempel aneka rupa kriya perungguDi sisi selatan ada aneka macam gamelan, sedangkan di sisi utara menempel belasan nampan perunggu''Pintu masuk ke ruang perunggu selalu dikunci jika museum tutup,'' kata Sumarni Wijayanti, guide Museum Radya Pustaka.

Data inventarisasi itu menyebutkan, tim inventarisasi juga menemukan adanya penambahan arca baruArca itu adalah arca Dhyani Buddha Amogasidi yang kemudian diberi kode G1.1Arca Buddha tak bertangan kanan itu tidak ada dalam daftar inventarisasi 2001, tapi muncul pada inventarisasi 2007

Demikian juga, arca Dyani Budda Amithaba berkode G1.2Baik G1.1 maupun G1.2 diyakini merupakan arca palsuSelain itu, masih ada beberapa arca lain yang tidak terdaftar dalam hasil inventarisasi 2001, tapi ditemukan di ruang perunggu pada reinventarisasi 2007

Sementara itu, ada satu arca yang termasuk sangat langka di dunia yang juga diduga palsuArca itu adalah Dewi Cunda, yang hanya ada dua di duniaSatu di India dan satu lagi di Radya PustakaSayang, Dewi Cunda yang saat ini berada di museum diyakini palsuEntah di mana arca asli yang diyakini bernilai Rp 20 miliar di pasaran gelap itu

Sampai kemarin, menurut Sumarni, kondisi dan keberadaan koleksi perunggu di Radya Pustaka masih seperti ketika inventarisasi 2007 dilakukanTidak ada penambahan atau pengurangan benda-benda yang diinventarsasi''Paling yang berubah hanya huruf registernya,'' kata dia

Kapoltabes berjanji, pekan depan pihaknya akan mulai mengirim surat panggilan kepada saksi-saksiPemanggilan dimulai dari karyawan dan mantan karyawan Radya Pustaka, saksi ahli dari BP3 Jawa Tengah, dan kesaksian dari terpidana kasus pencurian arca batu sebelumnya

Hingga kini, polisi mengumpulkan data mengenai arca perunggu yang diyakini palsuTermasuk berupaya melacak arca-arca itu''Kami akan terus berkoordinasi dengan BP3Hingga kini kami belum tahu keberadaan arca-arca ituNanti kami penggil BP3,'' imbuh Syukrani.(aw/tej/jpnn/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Desakan Percepat Pilkada Kian Menguat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler