jpnn.com, SUKOHARJO - Hujan yang menguyur kawasan Solo Raya mengakibatkan Sungai Bengawan Solo meluap. Tercatat di Sukoharjo sejumlah desa terendam banjir dari sungai terpanjang di Jawa itu. Sedangkan di Sragen tercatat ada lima kecamatan yang kebanjiran. Untuk Karanganyar, daerah terparah yang terkena banjir adalah kecamatan Jaten.
Dilansir Jateng Pos (Grup JPNN.com), Sabtu (21/2), tanda-tanda banjir mulai terlihat sejak Kamis (19/2). Hujan deras yang mengguyur Sukoharjo mengakibatkan sejumlah sungai tak mampu lagi memuat volume air, akibatnya sungai meluber dan masuk ke kampung-kampung. Mulai Jumat dinihari pukul 01.00 mulai dilakukan evakuasi di sejumlah wilayah seperti Nusupan Grogol, Kesongo, Gadingan dan Laban Kecamatan Mojolaban.
BACA JUGA: Polda Jateng Selidiki Perusahaan yang Limbahnya Mencemari Sungai Bengawan Solo
Sedikitnya ada 15 desa dan 3.500 warga terdampak korban banjir. Terdata, korban banjir di Kecamatan Mojolaban, Desa Tegalmade 285 warga, Laban 328 warga, Plumbon 70 warga, Gadingan 800 warga. Di Kecamatan Grogol, Desa Kadokan 1.006 warga, Telukan 150 warga, Langenharjo 100 warga, Grogol 300 warga, Madegondo 300 warga, Pandeyan 100 warga dan Kwarasan 300.
Sedangkan di Kecamatan Sukoharjo, Kelurahan Joho 15 warga, Jetis 46 warga dan Sukoharjo 30 warga. Muklis, dari Tim SAR Kabupaten Sukoharjo mengatakan sejak Kamis malam pihaknya sudah berjaga-jaga di sejumlah lokasi di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo yang airnya terus meninggi.
BACA JUGA: Sungai Bengawan Solo Tercemar Limbah Ciu, Ganjar: Ini Sudah Kebangetan
“Sejak semalam elevasi air Bengawan Solo terus naik, mulai angka 8, kita terjun ke titik rawan. Saat air meluap kita langsung melakukan evakuasi warga, terparah di Nusupan, Gadingan, Kesongo dan Laban. Ketinggian air sempat menyentuh angka 11 meter, namun beruntung tidak disertai hujan, jadi air bisa kembali surut.” ungkap Muklis, Jumat (20/2).
Kepala BPBD Sukoharjo, Suprapto, menjelaskan banjir ini terjadi karena tingginya muka air Sungai Bengawan Solo sejak Kamis sore. Hal ini mengakibatkan aliran air di anak-anak Sungai Bengawan Solo tidak bisa masuk sehingga meluap ke pemukiman penduduk. Sedangkan di Sragen ada lima kecamatan yang terendam air akibat luapan Sungai Bengawa Solo, Jumat (20/2).
BACA JUGA: Tragis, Pesta Ulang Tahun di Bantaran Bengawan Solo Berakhir Petaka
Paling parah di Desa Pungsari, Plupuh, Pringanom, Masaran. Akses jalan putus akibat tergenang banjir mencapai 1 meteran. Informasi dilapangan menyebutkan, akibat hujan deras yang mengguyur dalam dua hari terakhir, wilayah Plupuh, Sidoharjo, Masaran, Sragen dan Ngrampal terendam banjir luapan sungai terpanjang di Jawa tersebut.
Kendati tidak merata, namun aktivitas masyarakat sempat terganggu. Tidak hanya itu banjir yang terjadi di Dukuh Sari , Desa Pringanom, Kecamatan Masaran juga mengancam 268 hektar tanaman padi siap panen.
"Di Dukuh Sari, air menggenangi jalan Masaran - Plupuh dan areal persawahan. Praktis jalan tersebut tidak bisa dilewati, beberapa kendaraan roda dua dan roda empat terpaksa balik kanan untuk menghindari banjir," tutur Sri Raharjo, warga setempat.
Kepala UPTD Pengairan wilayah Sragen, Suyono, telah menghubungi pihak Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, ternyata tidak ada pembukaan pintu air.
"Jadi banjir ini murni karena curah hujan yang tinggi tadi malam. Bendungan tidak dibuka," ujarnya.
Suyono mengungkapkan, akibat banjir itu sekitar 10 hektar dari total 260 hektar sawah yang ada di sepanjang jalan Masaran-Plupuh terancam gagal panen.
Kepala Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sukidiyanto mengatakan, akibat hujan deras pada kamis malam, sebanyak 6 rumah di Dukuh Jambu, Kebonromo tergenang air. Namun hal itu hanya berlangsung sebentar, karena pada malam itu juga air langsung surut. (dea/ars/yas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bengawan Solo jadi Saksi Akhir Hidup Ayu Kusuma Wardani
Redaktur : Tim Redaksi