jpnn.com, PALU - Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan empat anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso yang masuk daftar pencarian orang (DPO) masih memegang senjata dan memiliki sejumlah bom rakitan.
"Kekuatannya masih bersenjata, masih banyak bom, dua orang dari Bima, dua orang dari Poso,” kata Irjen Rudy Sufahriadi, Jumat (24/).
BACA JUGA: Ali Kalora Mati, MIT Masih Punya 4 Anggota, Ini Tampang Mereka
Tim Satuan Tugas Madago Raya masih terus mengejar sisa anggota MIT tersebut setelah tewasnya pemimpin kelompok tersebut, Ali Kalora.
Keempat DPO itu ialah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Rukli, dan Suhardin alias Hasan Pranata.
BACA JUGA: Ali Kalora Sudah Tewas, TNI Buru 4 DPO Teroris MIT di Poso
Pihak kepolisian belum dapat mendeteksi lokasi keempat orang sisa MIT Poso tersebut.
“Yang pasti mereka ada di pegunungan Poso, Sigi, dan Parigi Moutong,” ungkap Rudy.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jenderal Polisi Turun Tangan, TNI-Polri Tembak Mati Ali Kalora
Mantan Komandan Korps Brimob Polri itu menegaskan bahwa kepolisian masih akan terus mengejar sisa anggota kelompok tersebut.
Jenderal bintang dua itu mengimbau keempat orang itu segera menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.
"Kami akan kejar terus juga. Menyerahkan diri, saya tunggu. Kalau tidak, kami kejar terus," kata Irjen Rudy.
Kapolda Sulteng pun memohon doa dan dukungan untuk mengejar empat DPO tersebut.
“Saya mohon doanya, saya mohon dukungannya, kami kejar terus. Semoga Sulawesi Tengah terbebas dari aksi terorisme, yang meresahkan masyarakat," imbuhnya.
Sebelumnya, insiden kontak tembak antara terduga teroris di Poso dengan Satgas Madago Raya terjadi di daerah pegunungan, Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, Sabtu (18/9).
Dalam kontak tembak itu dua DPO MIT di Poso yakni Ali Ahmad (Ali Kalora) pemimpin kelompok, dan Jaka Ramadhan (Rama) tewas tertembak. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy