jpnn.com, BOGOR - Derasnya curah hujan di kawasan hulu Bogor menyebabkan debit air Sungai Ciliwung meningkat drastis.
Puncaknya, debit air di Bendungan Katulampa mencapai 240 centimeter. Ini berarti status Bendung Katulampa masuk dalam siaga 1.
BACA JUGA: Mata Berkaca-kaca, Cecep Cerita soal Firasat Musibah Longsor
Derasnya aliran sungai Ciliwung tidak hanya terlihat di Bendung Katulampa. Pantauan Radar Bogor (Jawa Pos Group), derasnya air terlihat di jembatan gantung Desa Pandansari, Kecamatan Ciawi.
Jembatan yang hanya bisa dilalui sepeda motor ini tertutup air berwarna coklat pekat. Tidak hanya itu, derasnya aliran sungai Ciliwung jika menggenangi sejumlah rumah yang ada di samping Bendungan Katulampa dengan ketinggian hingga 200 centimeter.
BACA JUGA: Longsor di Puncak, Suara Wanita Meraung Minta Tolong
Begitupun di jembatan Pulo Armen dan Pulo Geulis, Kecamatan Bogor Timur. Derasnya air sungai memaksa warga menutup jembatan tersebut.
Air juga nyaris menutupi jembata Situ Duit, Jambu Dua. Ketinggian air dari bibir jembatan hanya sekitar tiga meter.
BACA JUGA: Jakarta Banjir Lagi, Siklus Lima Tahunan?
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, polisi yang dibantu Dinas Perhubungan Kota Bogor, menutup akses jalan dari arah Jambu Dua maupun dari Ahmad Yani.
Berdasarkan data Pusdalops-PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, banjir terjadi di empat kecamatan, yakni Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Tengah, dan Tanah Sareal.
Sementara, dampak terbesar terjadi di Kampung Bebek, Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara.
Di lokasi ini, puluhan rumah tergenang air dengan ketinggian sekitar 100 sentimeter. Petugas gabungan, dari BPBD Kota Bogor dan TNI/Polri terpaksa mengevakuasi 167 jiwa.
Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, yang memantu langsung Kampung Bebek, menyebut jika permukiman itu memang sudah menjadi langanan banjir. Sebab, lokasinya yang persis di pinggir Sungai Ciliwung.
“Siaga III di Katulampa pun di lokasi ini sudah terendam. Apalagi kalau siaga satu,” katanya kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group). Menurut Bima, setidaknya ada 16 titik daerah rawan banjir.
Sementara, Camat Bogor Utara, Atep Budiman, mengatakan jika lokasi pemukiman warga berada di garis sepandan sungai. Secara pendataan legalitas, bangunan tak memiliki surat bangunan IMB.
“ Harus ada penataan, butuh tenaga dan dana yang besar. Misalnya, pemukiman di Bantarjati yang jarak tebingan dengan rumah cukup tinggi,” katanya.
“Tidak bisa pakai dana APBD makanya agak lama. Sama yang di sini ini juga, siaga tiga saja sudah masuk ke warga, Tapi ini siaga satu jadi perlu di relokasi,” imbuhnya.
Lanjut Atep, penenaganan sementara Pemkot Bogor memberikan bantuan bahan makanan. Hal itu dilakukan lantaran warga belum aktif bisa mengunakan dapurnya. “Untuk makan siang sudah didrop,” katanya.(don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawasan Puncak Bogor Lengang
Redaktur & Reporter : Soetomo