Mata Berkaca-kaca, Cecep Cerita soal Firasat Musibah Longsor

Selasa, 06 Februari 2018 – 05:31 WIB
Evakuasi longsor di Jalan Raya Puncak Bogor terkendala cuaca hujan dan berkabut. Foto: Sofyansyah/Radar Bogor/JPNN.com

jpnn.com, BOGOR - Tanah longsor juga terjadi di Kampung Maseng RT 02/08 Desa Warungmenteng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jabar, sekitar pukul 12.00 WIB, Senin (5/2).

Longsoran tanah memutus jalur KA Sukabumi-Bogor dan menimbun tiga rumah beserta penghuninya.

BACA JUGA: Longsor di Puncak, Suara Wanita Meraung Minta Tolong

''Rumah tersebut milik keluarga saudara Anggi Oktavia, bapak Asep Tajudin, dan bapak Jana,'' ujar Kapolsek Cijeruk, Kompol Saifuddin Ibrahim, kepada Radar Bogor.

Informasi yang dihimpun, ada 13 orang yang sempat dinyatakan hilang akibat longsor tersebut.

BACA JUGA: Porak Poranda, California Bak Medan Pertempuan Perang Dunia

Tim SAR gabungan bersama TNI-Polri langsung bergerak meminjan alat berat dari proyek pengerjaan Tol Bocimi, untuk mengeruk material longsor dan mencari korban.

''Kita mulai evakuasi sekitar pukul 13.00 WIB menggunakan beko Waskita dan anjing pelacak membuka jalan sambil mencari korban di bawah,'' ujar Kapolres Bogor AKBP Andi M. Dicky Pastika Gading, yang memimpin langsung proses evakuasi.

BACA JUGA: Korban Banjir Longsor Pacitan Bertambah

Gerak cepat itu membuahkan hasil. Sebanyak delapan korban ditemukan dalam kondisi selamat dan hanya mengalami luka-luka ringan.

Mereka langsung dibawa ke puskesmas Caringin untuk mendapat perawatan. ''Sementara lima orang masih dalam pencarian,'' kata Andi kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group) di lokasi longsor.

Karena medan yang sulit dan cuaca yang tidak memungkinkan, proses evakuasi dihentikan sekitar pukul 18.00 dan akan dilanjutkan pagi ini.

Mereka yang masih dinyatakan hilang adalah satu keluarga Asep Tajuddin. Yakni sang istri, Nani (30), dan keempat anak mereka: Alan (17), Adit (9), Aldi (8), dan bayi Aurel (2).

Sementara 19 jiwa terdampak longsor kini terpaksa mengungsi ke kerabat atau rumah tetangga yang lebih aman.

''Proses evakuasi menemui kesulitan karena medan yang berat dan cuaca hujan di pematang sawah. (Korban) terus dalam pencarian,'' tegas Andi.

Asep Tajuddin (42), suami dan ayah para korban tak menduga longsor besar bisa menimbun kediamannya hingga rata dengan tanah.

''Anak saya empat, dan istri saya belum ditemukan. Rumah habis,'' tutur Asep kepada Radar Bogor tadi malam, di kediaman kerabat, tak jauh dari lokasi longsor.

Asep mengaku pasrah dan ikhlas atas apa yang terjadi sebagai kehendak tuhan. Namun ia berharap masih ada keajaiban dan keluarganya dapat ditemukan dalam kondisi selamat. Pun jika tidak, ia berharap pemertintah bergegas menemukan jenazah istri dan keempat anaknya.

''Kalau memang keluarga saya sudah meninggal, agar segera ditemukan jenazahnya. Itu harapan saya,'' tuturnya.

Cecep Saefulloh (45), kakak dari korban Nani, mengaku sempat mendapat firasat atas musibah tersebut.

Tiga hari sebelum kejadian, sang adik minta dirinya dan keluarga untuk bersilaturahmi kekediaman Nani di Cijeruk.

''Iya, saya bilang, tapi belum sempat. Saya minta pemerintah bantu temukan, jika meninggal jasadnya segera ditemukan. Mudah-mudahan ada keajaiban,'' tuturnya berkaca-kaca.(dka/cr3/d)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dampak Siklon Tropis Cempaka, 4 Meninggal termasuk Aurora


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler