jpnn.com, JAKARTA - Opsi-opsi peningkatan kecepatan kereta cepat Jakarta-Surabaya, hasil kajian dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dibahas lagi di kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemarin (12/12).
Wapres kemungkinan akan bertemu dengan JICA terlebih dahulu sebelum membawanya ke rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo.
BACA JUGA: Proyek KA Cepat, Trek Jakarta-Semarang Kelar 2020
Empat opsi yang dibicarakan santai sambil makan siang itu melibatkan tiga menteri. Yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menter Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.
Empat alternatif itu adalah peningkatan spesifikasi teknis jalur eksisting, penambahan single track ‘narrow gauge’, penambahan single track ‘standard gauge’, dan jalur baru double track ‘standart gauge’.
BACA JUGA: Wapres: Riset Jangan Hanya sebagai Syarat Naik Pangkat
Masing-masing opsi itu dirinci berdasarkan kebutuhan lahan, kecepatan maksimum, waktu tempuh, dan biaya investasi yang dibutuhkan.
Narrow gauge adalah rel dengan ukuran 1067 mm, sedangkan standard gauge berukuran 1.435 mm.
BACA JUGA: Begini Kriteria Keberhasilan Penegak Hukum versi Pak JK
Menteri Basuki menuturkan masing-masing opsi itu masih dipertimbangkan baik buruknya. Mulai dari penggunaan jalur existing atau yang telah ada hingga jenis relnya.
”Kalau pakai narrow gauge gimana, standard gauge gimana, standar ini yang relnya lebih lebar. Tapi rasanya kita tidak pakai ini (standard gauge, Red), karena kita akan pakai eksisting,” ujar Basuki sambil menunjukan opsi-opsi tersebut.
Dia menuturkan ada kemungkinan JK akan bertemu dengan pihak JICA terlebih dahulu untuk membahas opsi-opsi tersebut.
Setelah itu baru akan dibicarakan dan diputuskan dalam rapat terbatas. ”Nanti akan ada Ratas. Menurut saya, nanti tergantung dari hasil pak Wapres ketemu Jepang itu,” tambah dia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan dia meminta agar program kereta api Surabaya Jakarta itu dipercepat.
Dia menyaratkan efisiensi biaya. Tapi tentu dengan kualitas yang bagus serta kecepatannya harus dijaga. ”Sehingga orang ke Surabaya itu bisa 5,5-6 jam sudah sampai begitu pula sebaliknya,” ungkap JK.
Pembangunan fisik untuk proyek tersebut diharapkan bisa dimulai pada tahun depan. Sedangkan saat ini pemerintah masih berkutat pada pembahasan detail engenering design (DED). ”Itu sedang dikerjakan dia punya DED,” imbuh dia. (jun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK: Saya Sedih dan Marah
Redaktur & Reporter : Soetomo