jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX Saleh Partaonan Daulay mengatakan, muncul beberapa opsi untuk menyelesaikan masalah defisit yang dialami BPJS Kesehatan.
Dia menyebut ada empat opsi yang diusulkan saat rapat dengar pendapat antara komisinya dengan BPJS dan kementerian kesehatan, Kamis lalu (23/11).
Pertama, tutur dia, mengurangi manfaat. Jadi, tidak semua pelayanan dicover BPJS. ”Ada yang tidak dibiayai. Itu namanya mengurangi manfaat,” terang dia.
BACA JUGA: 8 Penyakit tak Dibiayai BPJS Kesehatan Masih Wacana
Yang kedua, menaikan iuran. Misalnya, lanjutnya, dari Rp 25 ribu menjadi 35 ribu. Opsi ketiga, mencari pembiayaan lain.
Muncul wacana, pembiayaan kesehatan akan diambilkan dari cukai rokok. Jadi, 5 persen dari pendapatkan cukai rokok akan dimanfaatkan untuk membiayai kesehatan.
BACA JUGA: BPJS Kesehatan Dinilai Tidak Tegas Atasi Tunggakan Pemda
Namun, usul itu masih menjadi perdebatan. Sebab, tidak etis jika membiayai kesehatan dan sumber yang dinilai tidak baik. “Rokok kan tidak baik,” paparnya. Jangan sampai nanti digunakan sebagai promosi rokok.
Kemudian yang keempat, lanjut Saleh, cost sharing. Yaitu, biaya kesehatan tidak semuanya ditanggung BPJS.
BACA JUGA: Fitur Terbaru Go-Jek Bisa untuk Bayar Tagihan Listrik
Ada sebagian yang harus ditanggung masyarakat. Sebenarnya, cost sharing sama saja dengan mengurangi manfaat.
Anggota DPR dari Fraksi PAN itu mengatakan, pihaknya sudah meminta BPJS untuk melakukan simulasi cost sharing. Seperti apa mekanisme nanti.
Dia berharap, simulasi bisa secepatnya diselesaikan. Dalam masa sidang ini, kajian yang dilakukan BPJS sudah selesai, sehingga bisa segera dibahas bersama dewan. (lyn/lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada BPJS Kesehatan, Klaim Asuransi Tetap Tinggi
Redaktur & Reporter : Soetomo