jpnn.com, JAKARTA - Keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ternyata tidak memengaruhi jumlah klaim asuransi. Klaim nasabah terhadap asuransi individual tetap tinggi.
Menariknya, klaim asuransi ini didominasi penyakit-penyakit infeksi yang juga masuk dalam tanggungan BPJS Kesehatan.
BACA JUGA: 19 RS Swasta Kabupaten Bekasi Belum Kerja Sama dengan BPJS
Menurut Dokter Andreas Chandrawiriawan, head room medical network, klaim asuransi individual masih tinggi karena masyarakat golongan menengah lebih nyaman menggunakannya.
"BPJS Kesehatan memang utama, asuransi individu pendamping. Namun, karena banyak pasien yang memilih layanan di atas BPJS Kesehatan mereka menggunakan asuransi individu," kata Dokter Andreas yang ditemui di Jakarta, Jumat (17/11).
BACA JUGA: Ketahuilah, Kecemasan Berkaitan dengan Gejala PMS
Dia menambahkan, para pasien asuransi umumnya mencari layanan kesehatan maksimal. Banyak pasien yang memiliki BPJS Kesehatan tapi tetap memilih menggunakan asuransi ketika rawat inap.
Sementara Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch mengungkapkan, saat ini ada 2,4 juta nasabah yang dilayani. Di mana hingga semester satu 2017, total klaim nasabah mencapai Rp 6,42 triliun.
BACA JUGA: Berbicara Sendiri Membuat Anda Cerdas
"Nasabah yang melakukan klaim umumnya karena penyakit infeksi. Seperti DBD, typus, diare, dan penyakit lambung lainnya," tuturnya.
Jens menambahkan, pihaknya melayani 70 persen layanan kesehatan, 30 persen investasi. Jadi setiap nasabah yang mengikuti asuransi, dana 30 persennya tersimpan sebagai investasi.
Mengenai BPJS, Jens mendukung penuh karena diyakini bisa memenuhi aspek pelayanan kesehatan masyarakat.
“Kami menjadi pendamping. Intinya kami sama-sama mendukung program pemerintah untuk layanan kesehatan," tandasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Harus Aktif dalam Peningkatan Fiskal BPJS Kesehatan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad