4 Politeknik & Industri Berkolaborasi Menjawab Masalah Limbah

Jumat, 09 Februari 2024 – 16:08 WIB
Empat perguruan tinggi vokasi menyepakati kerja sama dengan PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma bersama Institut Teknologi PLN. Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Empat perguruan tinggi vokasi menyepakati kerja sama dengan PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma bersama Institut Teknologi PLN. 

Keempat perguruan tinggi vokasi tersebut, yaitu Politeknik Negeri Batam, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Politenik Negeri Manado.

BACA JUGA: Prof Adi Mengukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Administrasi Bisnis Politeknik STIA LAN Jakarta

PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma hadir untuk menjawab permasalahan pencemaran lingkungan di Indonesia. 

"Penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama dengan satuan pendidikan vokasi diharapkan mampu mewujudkan visi bersama guna mendukung terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan bebas dari pencemaran melalui aktivitas, seperti melalui pembelajaran, riset terapan, serta pengembangan teaching factory," tutur Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Uuf Brajawidagda, Jumat (9/2).

BACA JUGA: Pj Gubernur NTT Beri Kuliah di Politeknik St Wilhelmus Boawae

Dia mengatakan Direktorat Mitras DUDI Kemendikbudristek mendukung penuh kerja sama yang terbangun agar link & match antara DUDI dan satuan pendidikan vokasi (SPV) bisa makin erat.

Ini agar menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja modern, serta berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia.

BACA JUGA: Tenggelam di Danau, Mahasiswa Politeknik Negeri Batam Ditemukan Sudah Meninggal Dunia

Uuf berharap perjanjian tersebut menjadi berkah dan segera terlaksana sehingga bisa menjadi motivasi bagi industri lain untuk ikut berkontribusi.

Adapun ruang lingkup perjanjian tersebut berupa penyelarasan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, penyediaan guru tamu dari DUDI di SPV.

Lalu, pengembangan dan pemanfaatan sarpras, sertifikasi kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, magang, penelitian terapan bersama, dan rekrutmen lulusan pendidikan vokasi.

Sementara itu, Direktur Enerflow Engineering Indonesia Yunita Fahmi mengatakan jumlah industri di Indonesia sangat banyak dan belum ada satu pun yang menyelesaikan permasalahan limbah secara serius. 

Yunita menjelaskan, kerja sama bersama politeknik berupa pembuatan alat pengolah limbah. 

Dia berharap, produk-produk IPAL PT Enerflow Engineering Indonesia dan Siskindo Utama Dharma, baik IPAL Industri maupun IPAL Domestik dan juga alat pengolahan limbah secara Thermal ‘Enerflow-Cyclo Burn Grate’, bisa menjadi solusi untuk industri pembangkit yang ada di pulau-pulau kecil.

"Tidak hanya itu, melalui kolaborasi ini juga turut menciptakan wadah wiraswasta bagi lulusan SMK sebagai perusahaan jasa yang menyiapkan tenaga-tenaga ahli dalam mengoperasikan peralatan lingkungan dan juga perawatan peralatan tersebut, sehingga Industri dapat fokus pada bidang yang ditekuni,” jelas Yunita.

Lebih lanjut dikatakan dengan itikad ingin memperbanyak teknisi-teknisi Governor (alat kontrol di diesel engineering) yang andal, pihaknya pun menjadikan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menjadi titik pertama peletakan peralatan workshop.

Dia memutuskan untuk memindahkan semua peralatan workshop mereka di area PPNS dengan harapan bisa mendidik siswa politeknik atau SMK dalam hal me-repair Governor, sehingga tercipta teknisi-teknisi andal yang siap membantu kebutuhan Industri yang ada.

"Peralatan-peralatan canggih yang dimiliki PPNS diharapkan dapat memproduksi suku cadang yang dibutuhkan, sehingga membantu industri dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ada tanpa campur tangan negara luar,” tutur Yunita.

PPNS menyambut baik Perjanjian Kerja Sama. Direktur PPNS Rachmad Tri Soelistijono menilai praktik pengolahan bahan habis pakai agar bisa dimanfaatkan kembali akan membantu mahasiswa meningkatkan pengetahuannya dalam proses pengolahan limbah. 

Kerja sama fokus utamanya di teaching factory untuk penggunaan bahan habis agar tidak terbuang, tetapi dapat dimanfaatkan kembali.

Sehingga mahasiswa akan mengalami kontinuitas keilmuannya. 

"Sebelum ada teaching factory, bahan habis pakai tidak dibuat sebagai sesuatu yang bermanfaat,” tutup Rachmad. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank DKI Kerja Sama dengan UNPAD dan Politeknik STIA LAN, Permudah Transaksi Sektor Pendidikan


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler