40 Tahun di Golkar, Lompat ke NasDem, Dalam Rangka Pilgub?

Minggu, 23 Oktober 2016 – 00:30 WIB
Awang Faroek (kiri, duduk). Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - SAMARINDA – Pindahnya Awang Faroek Ishak (AFI) dari Partai Golkar ke Nasional Demokrat (NasDem) masih menjadi perbincangan hangat di Kaltim.

Pengamat politik dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Lutfi Wahyudi menilai, langkah AFI ini dianggap hanya sekadar upaya mencarikan panggung dalam rangka regenerasi politik yang sudah dibangun sebelumnya. 

BACA JUGA: Lima Hal Krusial di RUU Pemilu Bakal Alot Diperdebatkan

Minimal, membuka peluang bagi putra-putrinya. Yakni, Dayang Donna Faroek dan Awang Ferdian Hidayat di percaturan politik Benua Etam. 

Pasalnya, jika hanya duduk di Dewan Sesepuh Golkar Kaltim, AFI tidak akan bisa berbuat banyak.

BACA JUGA: Ingat, Jangan Sampai PDIP Dihukum Rakyat Lagi saat Pemilu

“Dewan sesepuh sekadar menyenangkan saja. Tidak punya kekuasaan. Wajar saja menarik diri dari Golkar,” kata Lutfi. 

Hampir 40 tahun di Golkar dan dua periode menjabat sebagai gubernur Kaltim, AFI memiliki pengaruh dan pengikut yang tak sedikit. 

BACA JUGA: Ini yang Bikin Agus Lebih Menarik dari Anies

Lutfi yakin, langkah AFI ini dalam rangka pergulatan pilgub Kaltim yang akan mendatang.

“Gubernur punya perhitungan cermat. Beliau pasti punya manuver politik jitu untuk memberikan kejutan pada Pilgub Kaltim,” tutur dia. 

Meski ditinggal AFI ke NasDem, sebut dia, Ketua DPD Golkar Kaltim Rita Widyasari sekaligus bupati Kutai Kartanegara tak perlu khawatir. 

Rita cukup fokus menggalang konsolidasi di internal partai. Termasuk memastikan proses transisi kepemimpinan Golkar di kabupaten/kota berlangsung kondusif.  

“Rita sejauh ini sukses merangkul politisi senior di Golkar. Walaupun ada yang sakit hati, tapi sampai sekarang belum kelihatan nyata. Kalau pun ada, belum tentu efektif, karena bagaimana pun organisasi di daerah harus berdasarkan kebijakan struktural di tingkat pusat jika hendak menarik diri secara keorganisasian,” paparnya.

Pada Rabu (19/10) lalu, menjadi hari bersejarah dalam perjalanan politik Faroek. Karier panjang bersama Golkar ia akhiri. 

Lebih empat dekade bernaung di bawah keteduhan beringin, kini dia resmi bersalin partai ke NasDem. 

Di partainya Surya Paloh, mendapat tempat sebagai ketua Dewan Pertimbangan DPW NasDem Kaltim.

Loyalitas kepada Golkar telah mengantarkan dia ke beberapa jabatan strategis --termasuk sebagai gubernur. Namun, Faroek menyebut, bahwa dia merasa tidak lagi diperlukan di Golkar. 

“Kalau tidak diperlukan lagi, untuk apa saya bertahan? Sementara saya masih ada obsesi menyumbangkan pemikiran kepada daerah,” jelas Faroek ketika menerima kunjungan pengurus DPW NasDem Kaltim di kantornya.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris DPD Golkar Kaltim Parawansa Assoniwora yang sedang bersama Rita Widyasari di Inggris turut memberi penjelasan. 

“Insya Allah, tak ada pengaruh atas sikap politik Pak Awang,” terangnya, via percakapan online, Kamis (20/10). (ril*/him/rom/k15/sam/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Assalamualaikum, Suara Santri Jakarta untuk Anies-Sandi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler