BACA JUGA: Bupati Pijay Nyaris Dipukul Orang Gila
Sudarsono, warga Desa Tamanfajar, menjelaskan, puluhan gajah liar tersebut mulai menyeberang ke areal pertanian penduduk Desa Tegalyoso, Kecamatan Purbolinggo
BACA JUGA: Diduga Bagi Uang, Istri Bupati Dikepung Massa
Sebab, sebagian besar areal pertanian di desa tersebut sedang ditanami padi dan jagungUpaya warga berhasil
BACA JUGA: Geng Motor Ikut Tebar Bom
Namun, yang kembali ke dalam kawasan TNWK hanya 20 ekorSementara 25 ekor lagi meneruskan langkahnya menuju areal pertanian Desa TamanfajarWarga juga berusaha menghalaunyaPuluhan gajah liar tersebut akhirnya menyeberangi jalan lintas pantai timur (jalinpantim) dan menuju areal sawah yang telah dipanen di Desa Tamanfajar pukul 19.30Hingga Selasa (2/5) pukul 11.30, gajah liar tersebut masih berkumpul di tepi jalinpantimBahkan, keberadaannya sempat membuat macet jalinpantimSebab, jalinpantim di Desa Tamanfajar dipenuhi ribuan warga yang ingin melihat gajah liar
Kehadiran puluhan gajah liar tersebut juga sempat membuat petugas Polhut TNWK, Polres Lamtim, dan Polsek Purbolinggo kerepotan ketika berniat menggiring kembali ke dalam kawasan TNWKSebab, warga Desa Tegalyoso keberatan areal pertanian mereka dijadikan jalur untuk penggiringan gajah liarAlasannya, warga khawatir areal pertaniannya rusak terinjak gajah liar
"Kami akan mengizinkan gajah melintasi areal pertanian di Desa Tegalyoso bila ada kompensasi atas kerusakan tanaman dan lahan yang terinjak gajah," ujar Supar diamini puluhan warga Tegalyoso
Camat Purbolinggo, Ibnu meminta pengertian warganya"Bila warga bertahan pada pendiriannya, maka puluhan gajah liar tersebut tidak dapat digiring ke dalam kawasanMengenai tuntutan warga, akan kami upayakan untuk meneruskannya ke kepala Balai TNWK," ujar Ibnu.
Akhirnya, warga mempersilakan petugas Polhut TNWK menggiring gajah liar ke dalam kawasan dengan menggunakan dua ekor gajah jinak.
Penggiringan gajah liar ke dalam kawasan kembali mengundang perhatian wargaSebab, selain menggunakan gajah jinak, petugas Polhut TNWK juga membunyikan petasan serta kembang apiSementara petugas Polres Lamtim berusaha mencegah warga mendekat dan mengamankan jalinpantimPada pukul 12.00, puluhan gajah liar kembali menyeberang jalinpantim dan pukul 14.00 berhasil digiring ke dalam kawasan TNWK
Namun, dari 25 ekor gajah liar tersebut, ada seekor yang sulit dihalauWarga setempat mengenalnya dengan sebutan si Buntung, sebab ujung ekornya terputusSeperti kemarin, gajah tersebut paling liar sehingga sulit dihalauKarenanya, petugas polhut terpaksa menembak bius kaki si BuntungKemudian, dengan dibantu empat ekor gajah jinak, si Buntung dibawa ke dalam kawasan TNWK.
Si Buntung adalah pemimpin kelompok gajah liar tersebut"Gajah itu juga paling sulit dihalau dan yang menyerang Suprapto, petugas polhut pertengahan April lalu," jelas Supar.
Di tempat yang sama, Humas TNWK Sukatmoko menyatakan, Balai TNWK telah mengajukan dana asuransi kematian bagi keluarga Sumarjo kepada Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan"Saat ini, usul dana asuransi kematian bagi warga yang tewas akibat diserang gajah masih diproses," jelasnya.
Untuk diketahui, selain sering merusak areal pertanian penduduk perbatasan, gajah liar TNWK juga kembali menyerang manusiaSebagaimana dialami petugas Polhut Balai TNWK Suprapto, Kamis (14/4) pukul 01.00Sebelumnya, puluhan gajah liar juga menyerang Sugianto dan Budiyono, warga Desa Tegalombo, Kecamatan Waybungur, Lamtim, 6 Agustus 2010Satu bulan kemudian, tepatnya 5 September 2010, gajah liar menyerang warga Desa Tegalombo dan mengakibatkan Sumarjo (60) tewas dengan luka di bagian leher akibat tertembus gading gajah yang menyerangnya(wid/c1/niz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyakit Cacar Serang Ikan, Petani Rugi Jutaan Rupiah
Redaktur : Tim Redaksi