jpnn.com, JAKARTA - SARAPAN merupakan hal yang wajib Anda lakukan setiap pagi.
Sarapan penting bagi tubuh Anda agar bisa fokus dalam melaksanakan tugas sepanjang hari.
BACA JUGA: 5 Menu Sarapan Sehat yang Bisa Anda Konsumsi Setiap Hari
Namun, banyak orang yang memilih untuk melewatkan sarapan dengan berbagai alasan.
Ada orang yang enggan sarapan karena tidak terbiasa, ada yang malas sarapan karena terburu-buru, ada yang malas sarapan karena alasan sakit.
BACA JUGA: 7 Menu Sarapan Sehat dan Bergizi yang Bikin Anda Fokus Sepanjang Hari
Namun, apakah Anda tahu, sering melewatkan sarapan bisa berbahaya untuk kesehatan tubuh kamu sendiri?
Berikut ini penjelasannya, seperti dikutip laman Stylecraze.
BACA JUGA: Waspada, 5 Kesalahan Sarapan Ini Tanpa Sadar Bisa Menaikkan Berat Badan
https://www.stylecraze.com/articles/harmful-effects-of-skipping-breakfast/?fbclid=IwAR20RijnD7gFO-QKP7k0CUFOHfA9BSLyk7W7tC5WQc95XC_gKY-V9Qcwzhg.
1. Buruk Untuk Jantung Anda
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA, pria yang melewatkan sarapan memiliki peluang sekitar 27 persen lebih besar untuk mengalami serangan jantung jika dibandingkan dengan mereka yang sarapan.
Orang yang menghindari sarapan juga diketahui memiliki peningkatan kerentanan terhadap hipertensi, yang pada gilirannya, menyebabkan penyumbatan arteri, menempatkan mereka pada peningkatan risiko mengembangkan kondisi kesehatan kardiovaskular kronis, termasuk stroke.
2. Risiko Diabetes Tipe-2 Lebih Tinggi
Harvard University School of Public Health melakukan penelitian yang bertujuan untuk menemukan hubungan antara kebiasaan makan dan kesehatan.
46.289 wanita berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan selama sekitar enam tahun.
Hasil penelitian tersebut luar biasa.Menurut hasilnya, wanita yang memiliki kebiasaan menghindari sarapan memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe-2, dibandingkan wanita yang sarapan setiap hari.
Melewatkan sarapan bisa memengaruhi gen yang terlibat dalam jam sirkadian dan metabolisme dan menyebabkan peningkatan gula postprandial.
Lebih buruk lagi, wanita pekerja yang melewatkan makan pagi mereka memiliki kemungkinan 54 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2.
3. Berat Badan Naik
Jika Anda sedang menjalani program penurunan berat badan dan memiliki kebiasaan melewatkan sarapan, pikirkanlah sekarang.
Menurut penelitian yang dilakukan tentang dampak negatif dari tidak sarapan, orang yang melewatkan makan pagi memiliki peluang lebih tinggi untuk menambah berat badan.
Hal ini sangat bertentangan dengan tujuan melangsingkan tubuh Anda.
Mereka yang melewatkan sarapan cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori, lemak jenuh, dan gula sederhana saat makan siang dan makan malam.
Melewatkan sarapan meningkatkan keinginan untuk makanan manis dan berlemak.
Ditambah lagi, karena rasa lapar Anda akan cukup kuat, kamu akhirnya melahap apa pun yang Anda temui di siang hari.
Semakin tinggi tingkat rasa lapar Anda, semakin banyak jumlah asupan makanan. akan.
Ini kadang-kadang melebihi asupan kalori harian yang Anda rekomendasikan.
Latihan terus-menerus melewatkan sarapan akhirnya akan menyebabkan penambahan berat badan dan bukan penurunan berat badan.
4. Risiko Kanker
Melewatkan sarapan bisa membuat Anda makan berlebihan di siang hari.
Hal ini pada gilirannya membuka jalan bagi peningkatan prevalensi obesitas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cancer Research UK, ditemukan bahwa seseorang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki peningkatan risiko terkena kanker.
5. Dampak Negatif Pada Suasana Hati dan Tingkat Energi
Menurut sebuah penelitian yang muncul dalam jurnal berjudul Physiological Behavior pada tahun 1999, menghindari sarapan berdampak negatif pada energi dan suasana hati.
Tim peneliti Inggris melakukan penelitian terhadap 144 orang sehat yang menjalani puasa semalaman.
Kelompok dibagi menjadi tiga, kelompok pertama diberikan sarapan sehat, sedang, kelompok kedua hanya kopi, dan kelompok ketiga tidak diberikan sarapan.
Kelompok-kelompok tersebut kemudian dipantau selama beberapa jam.
Menurut penelitian, kelompok yang tidak diberi sarapan menunjukkan kemampuan memori yang paling buruk dan tingkat kelelahan yang paling tinggi.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok lainnya.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa