5 Bulan, 11 Warga Bunuh Diri di Tanah Datar

Kamis, 08 Mei 2014 – 22:03 WIB

jpnn.com - TANAH DATAR- Masyarakat Luhak Nan Tuo kembali digegerkan aksi bunuh diri. Kamis (8/5), Abu Bakar, (65 tahun), seorang pengusaha rumah makan yang pulang kampung untuk berobat, tewas tergantung di Surau Talang Kotobaru, Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Diduga, dia bunuh diri dengan mengikatkan kain alas kasur putih ke lehernya, karena frustrasi akibat sakit menahun yang dideritanya. Ini kasus ke-11 di Tanah Datar dalam 5 bulan terakhir.

BACA JUGA: Balita Dilempar di Ranjang, Ibu Sekap dan Diinjak-Injak

Informasi yang dilansir dari Padang Ekspres (Grup JPNN), Abu Bakar bermalam di salah satu kamar di surau tersebut untuk menenangkan diri. Jenazah Abu Bakar pertama kali ditemukan M Rasyid, warga setempat usai shalat zuhur. Ia melihat pintu kamar Abu Bakar sedikit terbuka.

Dia berniat melihat kondisi Abu Bakar yang sejak semalam mengeluhkan sakit perut tak tertahankan. Ternyata, dia masuk ke kamar dan melihat Abu Bakar sudah tergantung. Melihat itu, M Rasyid segera memanggil warga. Jenazah Abu Bakar diturunkan oleh keponakan dan dua cucunya yakni Masrizal, Wahyu serta Tomi.

BACA JUGA: Kasus Emon, 51 Anak Diperiksa Dinkes

Di dalam kamar di surau tempat pria itu menyudahi nyawa, masih terlihat kain putih, yang sebelumnya terikat di lehernya. Di dalam kamar juga masih terlihat alat untuk tempat meninggikan kakinya. M Rasyid tak pernah menduga Abu Bakar bakal mengakhiri hidupnya, karena baru sehari tinggal di surau untuk berobat.

Namun, dia kaget ketika Abu Bakar memilih mengakhiri penderitaannya dengan jalan bunuh diri. "Terus terang saya tak menduga. Sebelumnya, beliau tidak pernah melihat gejala yang aneh-aneh. Pukul 10.00, beliau datang ke sini dan mengutarakan niatnya untuk bermalam. Baru sehari, ternyata sudah ada saja kejadian seperti ini," jelasnya.

BACA JUGA: Gardu Meledak, Bocah TK Tewas Kesetrum

Keponakan Abu Bakar, Emjanis juga tak menduga mamaknya mengakhiri hidupnya dengan menggantungkan diri. Di masyarakat, pamannya dikenal sebagai orang yang suka menolong. Bahkan, pamannya telah memiliki 3 anak angkat yang telah selesai disekolahkannya dan saat ini berada di Aceh dan Riau.

"Kurang dari sebulan beliau datang ke sini. Sebelumnya beliau di Aceh. Beliau punya warung makan di sana. Bahkan hari ini, baru sampai uang hasil penjualan rumahnya. Beliau, memang ingin tinggal di sini," katanya.

Istri Abu Bakar sudah meninggal dunia sebelumnya. Di mata keponakannya, Abu Bakar sangat dihormati karena sikap penolongnya. "Kami hormat sama mamak, tapi tak menyangka juga akan seperti ini. Beliau penyakit komplikasi paru-paru dan maag. Sudah 40 tahun sakit itu dideritanya," tuturnya.

Kapolsek Sungaitarab AKP Heri Satriawan mengatakan, dugaan sementara Abu Bakar nekat gantung diri karena stres akibat sesak nafas dan maag yang dideritanya. Abu Bakar adalah orang ke-11 di Kabupaten Tanah Datar yang bunuh diri dalam rentang waktu lima bulan terakhir.

Sebelumnya dua pelajar sekolah menengah, yaitu Resy Novita Anjela (15), dan Tiara Salsabila (14) juga ditemukan tewas tergantung. Kemudian, Natasya (20), di Kubang Landai Nagari Saruaso, dan Leli Marlina (25).

Awal Mei lalu, kasus bunuh diri juga terjadi di Kecamatan Sungai Tarab, dilakukan Nofri (64). Nofri ditemukan tewas tergantung oleh Yeni, 35, keponakannya. Saat itu, Yeni akan mengantarkan sarapan untuk korban yang tinggal sendiri di gubuk yang letaknya tidak jauh dari Kantor Camat Sungai Tarab. (ayu/mal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Modal Rp20 Ribu, Kakek Dua Kali Setubuhi Gadis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler