5 Kandidat Pengganti Novanto Bermunculan, Apa Kata Bang Emrus...

Jumat, 21 Juli 2017 – 12:42 WIB
Emrus Sihombing. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Nama calon pengganti Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang berstatus tersangka korupsi proyek kartu tanda penduduk elektroni (e-KTP) mulai bermunculan.

Salah satu politikus beringin menyebut ada lima nama potensial, yakni, Airlangga Hartarto, Idrus Marham, Agus Gumiwang, Aziz Syamsudin dan Nusron Wahid. Namun di sisi lain, petinggi Golkar ini menyatakan tidak akan ada musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk mengganti ketum.

BACA JUGA: Novanto Pimpin Paripurna, RUU Pemilu Langsung Disetujui secara Aklamasi

Pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan dari dua pandangan itu bisa ditarik kesimpulan bahwa di satu sisi Golkar menghormati semua proses hukum yang berlaku di KPK terkait Novanto.

Namun di sisi lain, sebagai langkah antisipatif terhadap keputusan hukum ke depan dan menyikapi dinamika politik yang berkembang, tampaknya Golkar telah mempersiapkan bakal calon pengganti Novanto.

BACA JUGA: Nama Setya Novanto Hilang Divonis Irman dan Sugiharto

“Sebagai partai yang punya pengalaman lama berpolitik dibanding semua partai yang ada di Indonesia, partai ini tampaknya melakukan antisipasi terhadap kemungkinan keputusan pada setiap tahap proses hukum terkait status tersangka yang disandang SN,” kata Emrus, Jumat (21/7).

Dia mengatakan jika keputusan praperadilan yang diajukan nanti memenangkan Novanto, maka Ketua DPR aktif itu akan tetap menjadi ketum Golkar. Jika keputusan praperadilan nanti menyatakan proses hukum kasusnya dilanjutkan, maka Novanto bisa saja tetap memegang ketum Golkar sembari menyesuaikan dengan proses hukum yang berjalan dan atau menyikapi keputusan hukum pada setiap jenjang peradilan.

BACA JUGA: Tak Beres-Beres sama Fadli Zon, Hanura Usul Setya Novanto Pimpin Paripurna

Pada proses hukum yang terakhir ini hingga mempunyai keputusan hukum tetap, tidak tertutup kemungkinan Novanto mengundurkan diri dari ketum Golkar karena pertimbangan beban politik dan atau yang terbaik bagi Golkar menghadapi peristiwa politik. “Seperti Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak 2019,” tegasnya.

Dia menambahkan, dengan langkah antisipatif tampaknya Golkar telah mempersiapkan balon pengganti SN. Tentu kemungkinan besar penggantinya salah satu dari lima kandidat tersebut.

Emrus mengatakan, sengaja atau tidak sengaja nama yang disebutkan politikus itu secara berurutan juga menandakan peluang sang calon untuk menjadi ketum Golkar mengganti Novanto.

“Sebab, bila merujuk pada konsep ilmu komunikasi dengan paradigma konstruktivis, semua perilaku komunikasi itu disengaja oleh siapa yang memproduksi pesan komunikasi, baik oleh individu atau institusi. Tidak ada pesan komunikasi berada di ruang hampa,” papar Direktur Eksekutif EmrusCorner ini. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Baru Kena Musibah, Elektabilitas Langsung Terjun Bebas


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler