5 Tahun Buron, Terpidana Korupsi Ganti Profesi, Mengubah Identitas dan Menikah Lagi

Kamis, 22 September 2022 – 21:09 WIB
Terpidana AJ yang tiba di Kejaksaan Tinggi Bengkulu setelah melarikan diri selama lima tahun. ANTARA/Anggi Mayasari

jpnn.com - BENGKULU -   Tim Intelijen Kejaksaan Agung bersama Tim Intel Kejaksaan Tinggi Bengkulu dan Tim Intel Kejaksaan Kabupaten Kepahiang menangkap terpidana korupsi pengadaan tanah di Kabupaten Kepahiang berinisial AJ (70). 

Terpidana yang masuk daftar pencarian orang (DPO) kejaksaan sejak 2017 itu ditangkap pada Kamis sekitar pukul 00.20 WIB di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 

BACA JUGA: Grasi Tak Kunjung Dijawab, Terpidana Mati Narkoba Merry Utami Ajukan PK Lagi

"Tim Kejaksaan Tinggi Bengkulu dibantu dengan Polres Sumedang berhasil menangkap terpidana kasus korupsi di Kabupaten Kepahiang," kata Kepala Kejati Bengkulu Heri Jerman. 

Dia menjelaskan terpidana tersebut terjerat perkara korupsi penyimpangan anggaran pengadaan tanah tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah pada bagian pemerintahan umum sekretariat daerah Kabupaten Kepahiang pada 2014. 

BACA JUGA: Buronan Terpidana Illegal Logging Yancen Tangkilisan Ditangkap

“Kemudian, pada 2017 Kejaksaan Negeri Kepahiang menetapkan terpidana masuk dalam DPO dan hari ini Kejaksaan Tinggi Bengkulu berhasil menangkap AJ di kebun miliknya di Provinsi Jawa Barat," katanya.

Dalam pelariannya, kata dia, terpidana mengubah identitas diri dan menikah lagi dengan warga Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

BACA JUGA: Sopir di Makassar Tewas Dikeroyok Puluhan Orang, 3 Pelaku Ditangkap, Lainnya Masih Buron

Selain itu, terpidana juga beralih profesi sebagai petani dan memiliki kebun.

Hal tersebut dilakukan oleh terpidana untuk mengelabui petugas.

Heri mengatakan terpidana melarikan diri sejak perkara korupsi masih dalam tahap penyelidikan, sehingga persidangan dilakukan secara in absentia atau tanpa kehadiran terpidana.

Pada persidangan tersebut, terpidana dijatuhkan hukuman selama satu tahun sembilan bulan. 

Sebelum menjalani hukumannya di Lapas Bentiring Kota Bengkulu, terpidana akan menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Dalam kasus tersebut terpidana telah mengembalikan nilai anggaran yang dikorupsi yaitu sebesar Rp 668 juta," ujar Heri. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler