jpnn.com, SEOUL - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea telah mencapai 50 tahun pada 2023. Puncak peringatan anniversary yang telah terjalin sejak 1973 tersebut akan digelar pada November tahun ini.
Menurut Wakil Kepala Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan, Zelda Wulan Kartika, selama ini kedua negara memiliki hubungan diplomatik yang sangat erat baik secara bilateral maupun multilateral.
BACA JUGA: FPCI Mengapresiasi Prestasi Terbaik Politik Luar Negeri Presiden Jokowi
Hal ini disampaikan Zelda saat bertemu dengan 13 jurnalis Indonesia yang mengikuti kegiatan kunjungan ke Seoul melalui program ‘The Indonesian Next Journalist Generation Network on Korea dari Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation (KF).
Kegiatan kunjungan itu dihadiri juga Founder FPCI Dino Patti Djalal dan Direktur KF Indonesia Choi Hyunsoo.
BACA JUGA: FPCI dan Global Citizen Berkolaborasi Cari Solusi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem
Zelda mengatakan ada berbagai bentuk kerja sama dilakukan kedua negara baik di bidang ekonomi, budaya, sosial dan pertahanan keamanan.
“Saat ini Korsel memiliki hubungan spesial strategic partnership baru dengan Indonesia di ASEAN sehingga kita harus berbangga dan memanfaatkannya dengan maksimal,” ujar Zelda di kantor KBRI Seoul.
BACA JUGA: Dino Patti Djalal Minta Kandidat Capres 2024 Prioritaskan tentang Isu Perubahan Iklim
Oleh karena itu, untuk mempererat strategic partnership yang mencapai 50 tahun tersebut, KBRI Seoul gencar menggelar kegiatan-kegiatan di beberapa kota di Korsel. Di antaranya acara-acara kebudayaan untuk memperkenalkan budaya Nusantara pada warga Korsel dan kerja sama ekonomi.
“Sejak awal tahun ini KBRI Seoul melakukan sejumlah kegiatan, antara lain forum bisnis. Sudah tiga kali di Februari, Maret, Mei dengan berbagai macam tema strategis seperti penguatan kerja sama investasi, kendaraan listrik dan kesehatan, energi baru terbarukan. Kami manfaatkan kehadiran pejabat Indonesia yang datang ke Seoul seperti Menkeu, gubernur BI, Ketua OJK dan Menko Marimves,” tambah Zelda.
Indonesia Center juga dibuka untuk sejumlah universitas di Korea Selatan untuk memperkenalkan budaya Nusantara. KBRI Seoul dengan pihak-pihak terkait juga menggelar Indonesian Night dalam rangkaian World International Forum di Daegu.
Selain itu, sambung Zelda, salah satu fokus utama KBRI Seoul adalah kerja sama investasi dan perdagangan sebagai tonggak pentingnya IK-CEPA.
“IK CEPA akan buka potensi perdagangan karena menghilangkan 95 persen post tarif ekspor impor Indonesia Korea. IK-CEPA diharapkan memperkuat hubungan perdagangan Indonesia -Korea yang terus berkembang,” ujar Zelda. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia