Direktur Perencanaan dan Teknologi PT PLN, Nasri Sebayang menyatakan, pembangkit yang berasal dari EBT dalam proyek 10.000 MW tahap II itu lebih banyak menggunakan energi terbarukan, yakni sebesar 5.171 MW atau 51 persen
BACA JUGA: Transportasi Laut Kacau, DPR Protes Pemerintah
"Sebesar 3.967 MW atau 39 persen berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dan 1.204 MW atau 12 persen berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)," ucap Nasri, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, di Gedung DPR, Rabu (8/11).Disebutkan, pembangkit yang berasal dari EBT ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia
BACA JUGA: Agus Yakin DPR Setujui Pembatasan BBM
Sementara di Jawa, Madura dan Bali (Jamali), sebanyak 1.970 dari PLTP dan 1.000 dari PLTABACA JUGA: Ke LN, Maksimal Bawa Barang Seharga Rp2,5 Juta
Masing-masing 135 MW (Sulawesi), 35 MW (Maluku), dan 10 MW (NTT)," jelasnya.Sedangkan sisanya, lanjut Nasri, berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sebesar 100 MW atau 1 persen, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 3.312 MW atau 33 persen, dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) sebesar 1.560 MW atau 15 persen"Pembangkit proyek 10.000 MW tahap II milik PT PLN itu berada di 16 lokasiSaat ini semuanya masih dalam proses pengadaanDua pembangkit, yakni PLTU Parit Baru dan PLTA Asahan 3 sudah masuk proses lelang, sementara 14 pembangkit lagi masih dalam persiapan bid document," kata Nasri pula(yud/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Turunkan Tarif Angkutan Laut
Redaktur : Tim Redaksi