58 Kasus Gizi Buruk di Butur

Selasa, 22 November 2011 – 08:45 WIB

KENDARI--Sebanyak 58 kasus gizi buruk yang melanda masyarakat Buton Utara (Butur), ternyata tidak diketahui pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra).  Hal ini diakui Gubernur Sultra bahwa pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan terkait kasus gizi buruk iniPenyebabnya, perlu diadakan investigasi lapangan untuk mencari data valid mengenai kebenaran penyakit tersebut.       

"Saya belum menerimah laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra maupun dari Pemerintah daerah (Pemda) Butur, selanjutnya akan dikroscek dulu, apakah informasi gizi buruk itu benar adanya atau hanya isu semata," paparnya.

Nur Alam mengatakan, untuk memastikan keberadaan gizi buruk itu secepat mungkin akan mempertanyakan terhadap Dinkes

BACA JUGA: 60.700 Penduduk Bandung Ber-KTP Ganda

Pasalnya, jika informasi adanya 58 kasus gizi buruk temuan Musyawarah Perencanaan Kesehatan (Waraka) Butur itu benar, tentunya harus segera mendapat penanganan.

Nur Alam menegaskan penyebab utamanya harus diselidiki secara pasti, misalnya, kondisi masyarakat Butur memang kekurangan pangan, atau faktor ekonomi atau ada penyebab lain.

"Penyakit gizi buruk itu harus dilihat dari beberapa aspek
Secara medis gizi buruk itu merupakan keadaan kekurangan energi dan protein, tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama

BACA JUGA: E-KTP Kekurangan Alat

Toh, jangan sampe memang dalam keadaan sakit dan susah makan, kalau orang sakit nggak makan pasti gizi buruk," ujarnya.

Untuk diketahui, temuan 58 kasus gizi buruk ini dilakukan oleh Waraka Butur yang melibatkan partisipasi masyarakat antara Mei-Juli 2011
Selain gizi buruk, ditemukan juga penyakit kaki gajah, gondok, dan tingkat kematian bayi yang tinggi, baik setelah lahir maupun meninggal dalam kandungan

BACA JUGA: Penderita AIDS di Batam Didominasi Pria

Anehnya, penyakit gondok ditemukan pada beberapa kawasan pesisir pantai.(m1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Separatis Muncul di Baubau


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler