jpnn.com, JAKARTA - Kasus penembakan Brigadir J atau Nofryansah Yosua Hutabarat di kediaman Irjen Ferdy Sambo sampai sekarang masih terus bergulir. Dalam pengusutan kasus itu, sejumlah jenderal penting Polri dilibatkan.
Para perwira tinggi Polri itu dijadikan satu sebagai tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
BACA JUGA: Susul Ferdy Sambo, Begini Nasib Brigjen Hendra dan Kombes Budhi
Berdasar catatan JPNN, ada enam jenderal yang ada di tim khusus itu dan semuanya kini menjadi sorotan.
Keenamnya memiliki tanggung jawab penuh mengungkap tabir di balik kematian Brigadir J, polisi yang menjadi sopir pribadi istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
BACA JUGA: Wahai Kombes Leonardo, Keluarga Brigadir J Punya Bukti yang Tak Terbantahkan, Apa Itu?
Enam jenderal itu juga mendapat perhatian publik dan media, sebab mereka dipercaya sebagai pemegang komando dalam tim khusus.
Bukan tidak mungkin, keenam jenderal tersebut menerima penghargaan dan apresiasi apabila bisa mengungkap kasus yang menghebohkan itu.
BACA JUGA: Konon Leher Brigadir J Ditarik Pakai Tali dari Belakang
1. Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Komjen Gatot sebagai orang nomor dua di Korps Bhayangkara ditunjuk sebagai ketua tim khusus penembakan di rumah Ferdy Sambo.
Perwira jebolan Akpol 1988 ini merupakan salah satu pati senior di kepolisian. Sebelum menjadi Wakapolri, Komjen Gatot sempat menduduki posisi strategis seperti Kapolda Metro Jaya, Asrena Kapolri, Sahli Ekonomi Sosial Kapolri, dan Wakapolda Sulawesi Selatan.
Polisi kelahiran Solok, Sumatera Barat pada 28 Juni 1965 itu kini juga merangkap sebagai pelaksana tugas dan tanggung jawab Kadiv Propam Polri setelah Ferdy Sambo dinonaktifkan.
2. Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto.
Komjen Agung merupakan anggota tim khusus bentukan Kapolri.
Dalam tim ini, Komjen Agung merupakan jenderal paling senior. Dia adalah lulusan Akpol 1987, atau setingkat di atas Komjen Gatot.
Sebelum menjadi Irwasum, Komjen Agung sempat menduduki posisi Kabaintelkam Polri. Dia juga pernah menjabat kapolda di tiga provinsi berbeda, yakni Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Suami dari mantan presenter Winny Carita itu juga sempat menduduki posisi Kakorlantas Polri.
3. Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Jenderal ketiga yang masuk di tim khusus adalah Komjen Agus.
Orang nomor satu reserse Polri ini juga sempat memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Ferdy Sambo.
Polisi kelahiran Blora, Jawa Tengah pada 16 Februari 1967 ini juga bertanggung jawab atas penyidikan kasus penembakan yang dilakukan Bharada E kepada Brigadir J.
Jenderal jebolan Akpol 1989 ini sempat menjabat sebagai Kabaharkam Polri dan Kapolda Sumatera Utara.
Polisi yang lebih senior dari Kapolri ini juga pernah menduduki jabatan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim.
4. Kabaintelkam Komjen Ahmad Dofiri.
Perwira tinggi kelima yang masuk ke tim khusus adalah Komjen Ahmad Dofiri.
Komjen Ahmad merupakan mantan Kapolda Jabar dan Kapolda DIY.
Sebelum menjadi Kabaintelkam, lulusan Akpol 1989 ini juga sempat dipercaya menjadi Asisten Logistik Kapolri pada 2019.
5. As SDM Kapolri Irjen Wahyu Widada.
Jenderal kelima yang masuk dalam tim khusus bentukan Kapolri adalah Irjen Wahyu Widada.
Rekan satu angkatan Kapolri di Akademi Kepolisian (Akpol) juga bertanggung jawab dalam upaya mengungkap fakta kasus penembakan Brigadir J.
Polisi yang merupakan lulusan terbaik Akpol 1991 atau Adhi Makayasa ini sempat menjabat sebagai Kapolda Aceh, Kapolda Gorontalo, dan Wakapolda Riau.
6. Kapusdokkes Polri Irjen Asep Hendradiana.
Jenderal terakhir yang masuk tim khusus adalah Irjen Asep Hendradiana.
Dalam tim tersebut, Irjen Asep menjadi yang paling junior.
Lulusan Akpol 1993 itu sempat menjabat sebagai Karumkit Bhayangkara Said Sukanto.
Polisi yang berpengalaman di bidang kedokteran ini sempat menjadi Tim Dokter Kepresidenan (2014) dan Dokter Pribadi Wakil Presiden pada 2016. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Nonaktifkan Ferdy Sambo, Kapolri Copot Brigjen Hendra & Kombes Budhi
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan