jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merekrut enam mantan perwira tinggi atau pati TNI dan Polri sebagai kadernya.
Keenam eks tentara dan polisi yang masuk ke partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu bukanlah sosok sembarangan.
BACA JUGA: Jadi Kader PDIP, 6 Eks Pati TNI & Polri Langsung Diberi Tugas Khusus
Lima dari enam kader baru PDIP itu merupakan mantan tentara, yakni Ganip Warsito, Agus Setiadji, Gunawan Pakki, F. Saud Tamba Tua, dan Donar Philip Rompa.
Adapun satu mantan perwira Polri yang bergabung dengan PDIP ialah Fakhrizal.
BACA JUGA: Mbah Rono Ahli Gunung Api Jadi Kader PDIP, Mertuanya PNI, Siap Taat ketimbang Ambyar
Lantas, siapakah enam kader baru PDIP yang berlatar belakang TNI/Polri itu?
Berikut ini profil mereka yang dihimpun JPNN.com dari berbagai sumber:
BACA JUGA: Setelah Ganip, 2 Jenderal Purnawirawan Ini Bergabung ke PDIP
1. Letjen (Purn) Ganip Warsito
Mantan perwira TNI yang memasuki masa pensiun pada 13 November 2021 ini merupakan alumnus Akmil 1986.
Jabatan terakhirnya saat masih aktif sebagai tentara ialah kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pada periode 26 Januari – 25 Mei 2021, Ganip menempati jabatan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.
Kini, pria asal Magelang itu dipercaya menjadi staf khusus menteri agraria dan tata ruang/kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN).
2. Lakdsya (Purn) Agus Setiadji
Tokoh asal Semarang, Jawa Tengah, ini merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 1985.
Kariernya di militer berakhir dengan pangkat laksamana madya.
Agus pernah menjadi sekretaris jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Penerima Bintang Dharma ini juga pernah menjadi komisaris utama PT Dahana, sebuah BUMN yang bergerak di industri bahan peledak.
3. Mayjen (Purn) Gunawan Pakki
Abiturien Akmil 1986 ini sarat pengalaman di bidang zeni. Jabatan puncak Gunawan di militer ialah kepala Badan Perbekalan TNI.
Tokoh asal Makassar, Sulawesi Selatan, ini juga dikenal sebagai tentara yang rajin menimba ilmu. Dia merupakan peraih gelar magister teknik sipil dari Universitas Brawijaya.
Oleh karena itu, Gunawan pernah dipercaya sebagai guru militer atau gumil di Pusat Pendidikan Zeni Komando Pembina Doktrin dan Diklat TNI Angkatan Darat (Kodiklatad).
Gunawan pernah dipercaya menjadi tenaga ahli bidang rekonstruksi di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pria yang berulang tahun setiap 5 April ini juga dipercaya menjadi tenaga ahli bidang pengembangan dan pengawasan integritas di Kementerian ATR/BPN.
4. Mayjen (Purn) F. Saud Tamba Tua
Mantan tentara yang pensiun dengan pangkat terakhir mayjen ini dibesarkan oleh Korps Marinir.
Lahir pada 2 Februari 1962, pria berdarah Batak ini lulus dari AAL pada 1986.
Sebagai tentara, Saud sudah pernah ditugaskan di berbagai daerah. Saat berpangkat kolonel, dia dipercaya memimpin Lantamal XI Merauke.
Saud juga punya pengalaman bertugas di mancanegara. Pada 2008, dia terpilih sebagai Komandan Satgas Kontingen Garuda (Konga) 26A di Lebanon.
Selain itu, Saud juga pernah bertugas di Bosnia dan Herzegovina. Oleh karena itu, dia merupakan penerima tiga medali dari PBB, yakni The United Nations Medal (UNPF), The United Nations Medal (UNIFIL), dan The United Nations Medal (UNMOP).
Saud juga pernah dipercaya menjadi wakil komandan Pasukan Marinir. Jabatan terakhirnya di TNI ialah staf khusus KASAL.
5. Brigjen (Purn) Donar Philip Rompas
Tokoh kelahiran 27 Januari 1963 ini merupakan lulusan AAL 1986. Donar kaya akan pengalaman penugasan di bidang intelijen.
Sebagian besar perjalanan karier sosok berdarah Minahasa ini dihabiskan di Korps Marinir.
Sebagai tentara, Donar pernah ditempatkan di berbagai daerah untuk menjalani penugasan, antara lain, Padang, Jakarta, Surabaya, Mataram, hingga Manado.
Jabatan terakhirnya di TNI AL ialah Komandan Lantamal VIII/Manado, Sulawesi Utara.
6. Irjen (Purn) Fakhrizal
Ketokohan sosok berdarah Minang ini melambung saat menjadi kapolda Sumatera Barat (Sumbar).
Pria asal Pakan Sinayan, Kabupaten Agam, ini pernah bertugas di berbagai wilayah, antara lain, kapolsek di Badung dan Denpasar (Bali), kapolres di Jepara (Jateng), Wakil Direktur Intelkam Polda Metro Jaya, Direktur Intelkam Polda Jambi, hingga jabatan penting di Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri.
Saat menjadi kapolda Sumbar, Fakhrizal justru pernah menjadi sasaran kririk yang dilayangkan politikus PDIP Masinton Pasaribu.
Fakhrizal dikritik karena dituding mendeklarasikan diri menjadi bakal calon gubernur Sumbar.
Namun, pria yang lahir pada 26 April 1963 itu membantah tudingan tersebut. Meski demikian, Fakhrizal akhirnya dicopot dari jabatan Kapolda Sumbar, lalu ditempatkan di jabatan Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Baharkam Polri.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan enam mantan pati TNI dan Polri yang baru bergabung dengan partai berlambang kepala banteng itu langsung memperoleh penugasan khusus.
"Semua mereka yang bergabung kemudian akan dilatih oleh partai dan mendapatkan penugasan khusus di lapangan," ujar Hasto seusai menghadiri pembekalan kader baru PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (30/10).
Menurut Hasto, para pensiunan TNI dan Polri dikenal memiliki disipling tinggi.
"Dari kalangan TNI/Polri untuk menggembleng kader partai agar disiplinnya makin kokoh," tutur Hasto.(tan/JPNN.com)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi