jpnn.com - NGANJUK – Rupanya, di Nganjuk ada ribuan orang yang menjadi pengikut dan tertarik menggandakan uang di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo.
Lima guru dan kepala sekolah yang menjadi koordinator baru saja menjalani pembinaan di dinas pendidikan, pemuda dan olahraga (disdikpora).
BACA JUGA: Polisi Sita Ribuan Obat Terlarang dari Toko Kosmetik
Sebab, mereka bolos selama hampir tiga bulan dan menetap di padepokan. “Pembinaannya dilakukan minggu lalu,” kata sumber Jawa Pos di disdikpora.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos menyebutkan, di Nganjuk ada sekitar 1.200 orang yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
BACA JUGA: Perdagangan Satwa Langka Kembali Dibongkar Polisi
Di antara ribuan orang itu, sekitar 600 di antaranya berprofesi sebagai guru.
Lima guru dan kepala sekolah bertindak sebagai koordinator dan menetap di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sejak Juli lalu.
BACA JUGA: Perampokan Sadis Beraksi, Pemilik Toko Bonyok Dianiaya
“Koordinator utamanya ada satu orang asalnya dari Rejoso,” lanjut sumber itu.
Masih menurut sumber Jawa Pos, uang yang digandakan oleh para pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini bermacam-macam.
Mulai jutaan rupiah hingga ratusan juta rupiah. Selain koordinator yang menetap di padepokan, biasanya para pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini mendatangi padepokan di Probolinggo pada Sabtu malam. Selanjutnya, mereka baru pulang ke Nganjuk pada Minggu malam.
Dikonfirmasi terkait adanya lima guru dan kepala sekolah yang bolos selama puluhan hari dan baru saja menjalani pembinaan di disdikpora, Kepala Disdikpora Nganjuk Widyasti Sidhartini membenarkannya.
“Sudah kami panggil minggu lalu. Kami beri pengarahan. Minggu ini sudah masuk lagi,” kata Widyasti.
Dari lima orang yang dipanggil, lanjut Widyasti, awalnya hanya tiga orang saja yang datang. Adapun dua lainnya memenuhi panggilan pada Senin (26/9) lalu.
“Hari ini (Rabu lalu, Red) sudah masuk seperti biasa,” terang Widyasti.
Sekretaris Disdikpora Nganjuk Ibnu Hajar menambahkan, selama ini lima guru dan kasek tersebut memang menetap di padepokan. Sehingga, mereka tidak menjalankan kewajibannya mengajar.
Karenanya, kelimanya lantas dipanggil dan diberi pembinaan untuk aktif kembali mengajar.
“Sebelum dibina disdikpora, yang guru sudah dibina kepala sekolahnya. Untuk kasek (kepala sekolah, Red) juga sudah dipanggil UPTD (unit pelaksana teknis dinas di kecamatan, Red),” beber Ibnu.
Ditanya tentang adanya ratusan guru di Kabupaten Nganjuk yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Ibnu mengaku sudah mendengar informasi tersebut.
Meski demikian, dia mengaku tidak tahu jumlah pastinya. “Katanya sekitar itu (600 guru, Red). Tapi, pastinya kami tidak tahu,” tegas Ibnu.
Demikian juga ketika ditanya tentang besaran uang yang digandakan oleh para guru tersebut.
Menurut Ibnu, disdikpora tidak dalam kapasitas mengurusi hal tersebut. “Kalau yang itu kami tidak tahu,” imbuhnya.
Lalu, apa yang dilakukan disdikpora agar ke depan para guru tidak terpikat praktik serupa? Ditanya demikian Widyasti mengatakan, pihaknya akan melakukan penguatan spiritual.
“Semua harus mawas diri. Lebih hati-hati. Tidak mudah terpikat dengan janji-janji yang tidak rasional,” terang Widyasti. (c1/ut)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Khusus Perkara Hewan saja, Aa Gatot Terancam 5 Tahun Penjara
Redaktur : Tim Redaksi