jpnn.com - SEOUL - Sekitar 60.000 penduduk Korea Selatan melakukan demonstrasi di jalanan utama Kota Seoul, Sabtu (14/11) kemarin. Tujuan mereka cuma satu, menuntut seorang wanita mundur dari jabatannya.
Ya, Park Geun-hye, presiden perempuan pertama di Korsel itu sudah tak populer lagi. Wanita berusia 63 tahun itu dianggap tidak tegas dalam memimpin negara.
BACA JUGA: Presiden Syria Salahkan Prancis
Kebijakan-kebijakan yang dia ambil dianggap sudah tidak sesuai dengan harapan penduduk. Saat demonstrasi, Park berada dalam perjalanan ke Turki untuk menghadiri Konferensi G-20.
Itu adalah aksi massa terbesar sejak 2008. Mereka terdiri atas berbagai kalangan dari penjuru Korsel. Termasuk berbagai serikat buruh dan organisasi anti kemiskinan.
BACA JUGA: Ditemukan Bom di Bandara London, Dekat dari Area Check In Counter Garuda Indonesia
Park dinilai terlalu berpihak pada pebisnis daripada para buruh. Salah satunya adalah mengizinkan kebijakan pemberian gaji yang rendah dan mempermudah pengusaha memecat buruh.
Sebanyak 20 ribu polisi antihuru-hara dikerahkan untuk mengamankan berbagai lokasi. Namun, bentrokan antara kepolisian dan massa tak terelakkan.
BACA JUGA: Ismail, Sang Pelaku Teror Paris Sudah Diawasi Sejak 2010
Menteri Hukum Korsel Kim Hyun-woong, menegaskan, pihaknya menjamin keamanan untuk aksi massa yang damai. Namun, jika aksinya berujung kekerasan, para demonstran akan ditindak tegas.
"Protes dengan kekerasan adalah menentang hukum dan mereka ini tidak akan ditoleransi,'' ujarnya, Minggu (15/11). (Reuters/AFP/sha/c23/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Lantas Tutup Gerbang bagi Pengungsi Syria
Redaktur : Tim Redaksi