7 Orang Meninggal Sepekan Akibat Bencana Hidrometeorologi Basah, BNPB Peringati Pemerintah

Senin, 24 Oktober 2022 – 20:47 WIB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bencana hidrometeorologi basah mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia selama 17-23 Oktober 2022. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bencana hidrometeorologi basah mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia selama 17-23 Oktober 2022.

BNPB pun memberikan peringatan kepada seluruh rakyat Indonesia dan juga pemerintah.

BACA JUGA: Jangan Abaikan Mobil yang Terkena Banjir, Ini 5 Risikonya

"Kami mencatat lagi, tujuh meninggal dunia. Minggu lalu 13 meninggal dunia, dan minggu sebelumnya 10 meninggal dunia," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing secara daring di Jakarta, Senin (24/10).

Abdul mengatakan bertambahnya korban jiwa dalam peristiwa bencana di Indonesia harus menjadi perhatian, khususnya pada bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.

BACA JUGA: Seorang Warga Tewas Tertimbun Tanah Longsor di Sukabumi

"Seharusnya bisa kita tekan dari sisi korban jiwa meninggal dunia," ujar Abdul.

Di sisi lain, kejadian bencana di 20 provinsi dan 59 kabupaten/kota yang terjadi selama sepekan tidak menyebabkan peningkatan jumlah warga yang mengungsi dan terdampak.

BACA JUGA: Longsor di Jeneponto, 2 Korban Ditemukan Meninggal Dunia, 1 Masih Hilang

Abdul menjelaskan pada minggu sebelumnya, warga mengungsi dan terdampak mencapai 146 ribu jiwa. Pada minggu ini tercatat 104 jiwa jiwa.

"Tetap saja kemudian kami belum bisa mengoptimalkan dan meminimalkan potensi korban meninggal dunia. Ini menjadi catatan kami," ujar Abdul.

Dalam pekan tersebut, lanjut dia, bencana hidrometeorologi basah terjadi cukup intens di Sumatra, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Begitu juga di pesisir selatan Jawa dan Jawa Tengah.

Dalam sepekan tersebut, telah terjadi 74 kali bencana di seluruh Indonesia, mulai bencana hidrometeorologi basah, kering, hingga geologi.

Abdul, mengutip pernyataan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengingatkan pemerintah dan masyarakat siap pada alat, perangkat, personil untuk menghadapi segala kemungkinan bencana.

Sebab memasuki November, intensitas hujan akan semakin tinggi menuju musim puncaknya pada Januari dan Februari. Di saat tersebut, Abdul mengimbau kesiapsiagaan tanah longsor, cuaca ekstrem, dan juga banjir. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor Timbun Satu Rumah di Sukabumi, Anak Tewas, Ayah Patah Kaki


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler