7 Tahun Lagi, Pertamina Hentikan Impor BBM

Kamis, 15 Desember 2016 – 08:43 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – PT Pertamina sudah bertekad menghentikan impor bahan bakar minyak.

Tekad itu diwujudkan dengan pembangunan kilang baru dan pengembangan kilang eksisting.

BACA JUGA: Gugatan Amnesti Pajak Kandas di Meja MK

Proyek-proyek itu diperkirakan bakal selesai pada 2023 atau tujuh tahun lagi.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi menyatakan, penyelesaian pada 2023 berarti dua tahun lebih cepat dari yang ditargetkan pemerintah.

BACA JUGA: IHSG Rontok Tapi Masih Kategori Wajar

”Kilang Pertamina akan jadi yang paling modern di Asia Tenggara,’’ ujarnya.

Rachmad menjelaskan, ada empat strategi Pertamina dalam memenuhi target produksi minyak pada 2023.

BACA JUGA: Surveyor Indonesia Kembangkan Layanan Jasa Inspeksi dan Pengawasan Konstruksi

Yakni, optimalisasi infrastruktur yang ada, peningkatan kapasitas kilang eksisting (refinery development master plant/RDMP), pembangunan kilang baru (new grass roots refinery/NGRR), serta revitalisasi kilang yang sudah ada.

Pertamina juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk investasi pada infrastruktur kilang minyak.

Saat ini, Pertamina melakukan proyek RDMP kilang Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Dumai.

Selain itu, ada pembangunan kilang baru atau NGRR di Tuban dan Bontang.

”Kalau keadaan ekonominya jauh lebih bagus, tentu masih ada lagi dua new grass root refinary. Yang west mungkin di Arun, yang east mungkin di Sumba,’’ terangnya.

Jika proyek-proyek tersebut selesai tepat waktu, Indonesia bisa memproduksi dua juta barel minyak per hari pada 2023.

Hal itu sejalan dengan proyeksi konsumsi BBM di Indonesia pada 2023.

”Permintaan gasoline tumbuh delapan persen dan diesel lima persen per tahun sampai 2025,’’ tambahnya.

Direktur Marketing Pertamina M. Iskandar menambahkan, di tengah melemahnya harga minyak dunia, sektor hilir Pertamina berpeluang besar untuk terus mengembangkan bisnis.

Pertamina juga melakukan marketing operation excellent dengan memberikan produk alternatif bagi konsumen.

Di antaranya Pertalite, Pertamax Turbo, Bright Gas 5,5 kg, dan perbaikan layanan.

Pertamina juga mendorong pendistribusian BBM satu harga ke wilayah Indonesia Timur dan daerah perbatasan. (dee/c5/noe/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Garap Proyek Rp 16 triliun, Menhub Budi Ingatkan Agar MRT Digarap Hati-hati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler