jpnn.com - JAKARTA-Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di zona merah dalam sesi perdagangan Rabu (14/12) kemarin.
Hal itu disebabkan aksi jual investor asing (net sell).
BACA JUGA: Surveyor Indonesia Kembangkan Layanan Jasa Inspeksi dan Pengawasan Konstruksi
Sepanjang perdagangan kemarin, investor manca melepas saham senilai Rp 273 miliar.
Efeknya, indeks defisit 30,80 poin alias 0,58 persen menjadi 5.262.
BACA JUGA: Garap Proyek Rp 16 triliun, Menhub Budi Ingatkan Agar MRT Digarap Hati-hati
Indeks saham LQ45 tergelincir 0,79 persen ke posisi 882,73.
Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
BACA JUGA: Restrukturisasi Bumiputera 1912 Rumit, OJK Hati-hati
Sebanyak 200 saham melemah. Sejumlah 104 saham menguat.
Sedangkan 102 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 266.232 kali dengan volume perdagangan 9,4 miliar saham.
Nilai transaksi harian Rp 5,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.284.
Secara sektoral, mayoritas sektor merosot kecuali industri dasar naik 0,30 persen.
Sektor konstruksi minus 1,22 persen dan mencatat koreksi terbesar.
Disusul sektor infrastruktur anjlok 1,21 persen dan sektor aneka industri defisit 0,91 persen.
Saham-saham menguat antara lain saham SMRU naik 24,18 persen menjadi Rp 380 per lembar.
Saham NIKL menanjak 19,47 persen ke posisi Rp 2.270 per saham.
Saham BTPN menguat 6,34 persen ke level Rp 2.850 per saham.
Sedang saham-saham tertekan antara lain saham PTRO merosot 5,42 persen ke level Rp 785 per saham.
Saham TINS tergelincir 5,24 persen ke level Rp 1.175 per saham.
Sedangkan saham ARII melemah 6,67 persen ke level Rp 420 per saham.
“Sebetulnya, tekanan indeks masih amat wajar. Itu karena tekanan belum sampai satu persen,” terang analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe. (far/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertumbuhan Ekonomi 2017 Harus Fokus Kemandirian dan Kesejahteraan
Redaktur : Tim Redaksi