7 Tips Investasi Bagi Pemula, Jangan Asal-asalan

Selasa, 14 September 2021 – 17:00 WIB
Tim Analis Bank Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC) NISP membagikan langkah untuk mengamankan keuangan jangka panjang melalui investasi. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tim Analis Bank Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC) NISP membagikan langkah untuk mengamankan keuangan jangka panjang melalui investasi.

Investasi merupakan penanaman modal pada suatu badan atau lembaga, barang-barang berharga, atau perusahaan, supaya kita mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

BACA JUGA: Sri Mulyani Siap Guyur BUMN dengan Pembiayaan Investasi, Ini Daftarnya

Bentuk investasi di perusahaan bermacam-macam, yaitu bisa berupa reksadana, obligasi, saham, emas, atau barang bermerk.

Hal itu dilakukan demi mendapatkan keuntungan atau penambahan nilai di kemudian hari.

BACA JUGA: Kemenkeu Tantang Milenial Ciptakan Ide Edukasi Keuangan dan Investasi

Dengan berinvestasi, imbal hasil yang didapatkan biasanya lebih besar daripada menabung karena dapat membantu investor menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi setiap tahunnya.

Meski pada dasarnya mirip seperti menabung, saat berinvestasi kita tidak boleh pasif karena ada beberapa hal yang juga harus diawasi terus.

BACA JUGA: Milenial, Investasi Jangan Cuma Ikut Arus, Yuk Kenali Kunci Cuan Sesungguhnya...

Kalau kamu tidak memahami prinsipnya, akan susah untuk balik modal saat berinvestasi, oleh karenanya simak tips investasi bagi pemula dari OCBC NISP:

1. Komitmen

Ada proses dan langkah-langkah yang harus dilalui terlebih dahulu untuk investasi, untuk bisa merasakan hasil yang sepadan kita harus bersabar dan komitmen harus dikuatkan.

Apa saja bentuk komitmennya? Komitmen untuk menyisihkan uang secara rutin, komitmen waktu, hingga komitmen menghadapi risiko.

2. Pastikan punya cukup uang

Nah, ini harus kamu perhatikan juga. Investasi memang asyik, tetapi komitmennya juga harus tinggi, sehingga sebelum berinvestasi, pastikan kebutuhanmu sudah tercukupi semua.

Kamu juga perlu mengamankan dana darurat terlebih dahulu, apalagi di musim pandemi seperti saat ini, kondisi ekonomi semakin tak menentu.

Paling tidak, milikilah dana darurat tiga sampai enam kali dari penghasilan bulananmu.

Jangan sampai gara-gara kamu berinvestasi, kehidupan kamu jadi lebih menderita, sehingga jika penghasilanmu tidak pasti, lebih baik menabung dengan cara klasik saja.

Dengan demikian, jika ingin berinvestasi, pastikan uangnya dari berasal dari "dana dingin” alias bukan uang untuk kebutuhan sehari-hari yang sifatnya mendesak.

3. Diversifikasi

Agar investasi kamu bisa cuan maksimal dengan risiko minimal, maka kamu harus melakukan diversifikasi, artinya, jangan habiskan dana kamu hanya untuk satu instrumen investasi.

Sebar dananya di berbagai instrumen yang berbeda, misalnya obligasi 70 persen, deposito 10 persen, saham 20 persen.

Apa tujuannya? Supaya meminimalisir kerugian apabila ada instrumen investasi yang sedang turun.

4. Ketahui tujuan investasi

Tujuan investasi memang utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan, tetapi motif spesifik setiap orang bisa berbeda-beda.

Ada yang ingin berinvestasi untuk tabungan jangka panjang, tetapi ada juga yang ingin berinvestasi untuk dijadikan media utama menambah kekayaan sebanyak-banyaknya.

Berbeda tujuan, berbeda risiko, pasti berbeda juga jenis investasinya. Nah, kamu perlu pastikan soal ini, supaya tak salah langkah saat berinvestasi.

5. Belajar, belajar, dan belajar

Saat berinvestasi, cobalah untuk mencari komunitas atau mentor yang bisa membimbingmu berinvestasi secara baik dan benar karena kita tidak menanam uang secara pasif, sehingga insting bisnis dan pasar investor pemula perlu sedikit diasah.

Investasi itu seperti berenang, kalau tidak ada guru yang membimbing, kita bisa tenggelam dan tidak ada yang menolong.

Dengan begitu, penting bagi semua investor, apalagi investor pemula untuk mempelajari jenis-jenis investasi yang akan dijalankan, mulailah dari mempelajari syarat, ketentuan, biaya, aturan main, mekanisme keuntungan, dan risikonya.

Jangan asal-asalan menanam uang hanya dari mendengar gosip saja dan kalau perlu, konsultasikan dengan ahli keuangan terdekat.

6. Pelajari profil risikomu

Setiap orang memiliki gaya berinvestasi dan menyisihkan uang yang berbeda-beda, tandanya profil risiko setiap orang tidaklah sama.

Ada orang-orang yang lebih suka berinvestasi langsung dengan nilai yang cukup besar, meskipun tidak bisa memastikan apakah 100 persen uangnya akan kembali, tetapi dia tahu jika uangnya kembali maka hasilnya juga akan lebih besar lagi. Ini berarti profil risikonya tinggi.

Namun, ada juga yang main aman dengan investasi kecil-kecilan, hasilnya juga tidak seberapa, tetapi konsisten bisa mendapatkan hasil setiap bulan, misalnya dengan bermain reksa dana. Ini berarti profil risikonya rendah.

Nah, berbagai tipe seperti ini harus dikenali dulu sebelum kamu berinvestasi!

7. Cek dan ricek legalitas perusahaan investasi

Nah, ini juga penting, supaya kamu aman dan nyaman saat berinvestasi pastikan perusahaan tempat kamu investasi itu legal dan wajib sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jadi, kamu nggak bakal tertipu sama orang yang sering mengaku bisa jadi tempat investasi terpercaya, padahal bodong.

Semuanya harus kamu riset terlebih dahulu. Investasi itu mempercayakan uang kita kepada orang atau aset berharga, jadi kalau tidak hati-hati, pada akhirnya bukan untung, malah buntung.

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... BJB Sekuritas Bidik Potensi Investasi Pasar Modal di Jabar


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler