jpnn.com - INDRAMAYU - Lubang-lubang besar dan menganga tampak terlihat di sepanjang jalur utama pantura pascaterjadinya bencana banjir. Kondisi tersebut, jelas sangat mengganggu kelancaran arus lalu lintas bagi kendaraan yang melintas di kawasan tersebut.
Bahkan kemacetan yang terjadi akibat antrean panjang kendaraan yang memperlambat laju kecepatannya itu, mengular hingga 10 Kilometer lebih. Lubang jalan pun membahayakan keselamatan penggunanya. Tragisnya, korban jiwa dalam kecelakaan lalu lintas akibat lubang jalan itu pun terus berjatuhan.
BACA JUGA: PBB Naik 95 Persen, PNS Didiskon 40 Persen
"Tercatat sepanjang Januari 2014 ini, telah terjadi 5 kejadian kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, dan 4 korban lainnya mengalami luka-luka," terang Kasat Lantas Polres Indramayu AKP Andry, Rabu (29/1) usai melakukan peninjauan lokasi.
Satuan Lalu Lintas Polres Indramayu mencatat, jumlah jalur yang mengalami kerusakan parah, diantaranya terdapat di depan pasar Sukra, jalan raya Eretan, Cilet, Losarang, Pangkalan, dan Kiajaran Kulon.
BACA JUGA: Harga Karet Anjlok Hingga Rp 5.000 per Kg
Selain di kawasan tersebut, kerusakan parah lainnya juga terjadi di atas gorong-gorong Pertamina Desa Jumbleng, kemudian di depan PJR Pilangsari, dan di depan Polsek Sukagumiwang, serta di U-Turn pada kilometer 35-36 CN.
"Dari keseluruhan jalur pantura sepanjang 68 Kilometer di wilayah Kabupaten Indramayu ini, 70 persennya mengalami kerusakan 30 hingga 40 Kilometer," paparnya.
BACA JUGA: Kinerja Aceh Lumayan
AKP Andry menambahkan, sebagai langkah antisipasi untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Diantaranya melaksanakan pengamanan dan meningkatkan patroli di jalur pantura.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah melakukan rekayasa lalu lintas di lokasi perbaikan gorong-gorong Desa Jumbleng Kecamatan Losarang. Satlantas juga memasang spanduk himbauan, rambu peringatan, dan rambu-rambu larangan yang dipasang di sepanjang pantura Indramayu.
"Kami telah memasang 75 buah spanduk imbauan, dan 50 buah rambu peringatan, serta 25 buah rambu larangan. Kesemuanya disebar di 80 titik yang mengalami kerusakan terparah mulai dari kawasan Sewo Kecamatan Sukra hingga ke Cadangpinggan Kecamatan Sukagumiwang," jelasnya.
Mulyono (40), salah seorang pengguna jalan yang melintas di pantura, mengaku telah berjam-jam terjebak dalam kemacetan panjang di jalur pantura. Kendaraan yang melewati jalur pantura tidak bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Rusaknya badan jalan dirasakannya benar-benar sangat menghambat perjalanan yang dilakukan.
"Tadi perjalanan dari Ciasem Subang hingga di sini (Kiajaran, Red), sudah 6 jam lamanya terjebak kemacetan panjang," ujar sopir truk yang hendak mengirim barang dari Jakarta menuju Yogyakarta itu. (cip)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rapor Sumut Jeblok
Redaktur : Tim Redaksi