jpnn.com, PALU - Sebanyak 76 penyintas atau korban serangan bom di Sulawesi berkumpul di Kota Palu. Tujuan mereka untuk mengingatkan masyarakat agar jangan melupakan potensi ancaman terorisme.
Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Imam Margono mengatakan para penyintas tersebut merupakan korban bom di Poso, Tentena, dan Palu. Mereka tergabung dalam Forum Silaturahmi Penyintas (Forsitas) Provinsi Sulawesi Tengah.
BACA JUGA: BNPT Sebut Hutan di Garut Dirancang Untuk Lindungi Masyarakat dari Terorisme
Imam menyatakan bahwa para penyintas atau korban bom merupakan tanggung jawab negara.
“Bentuk tanggung jawab negara dimaksud berupa bantuan medis, rehabilitasi, psikologis, santunan bagi keluarga dalam hal korban yang meninggal dunia, serta kompensasi," kata Imam dalam siaran persnya, Kamis (15/9).
BACA JUGA: Program Pencegahan BNPT Dinilai Berhasil, ini Buktinya
Menurut Imam, keberadaan Forsitas sangat memudahkan hubungan penyintas dengan BNPT. Dengan demikian, BNPT bisa lebih mudah mengoordinasikan bantuan dari berbagai pihak.
Imam menyebut BNPT diberikan mandat oleh negara sebagai koordinator dalam bidang pemulihan korban tindak pidana terorisme. Mandat yang dimaksud adalah mengoordinasikan dengan kementerian lembaga maupun pihak terkait dalam program pemulihan korban.
BACA JUGA: 5 Orang Berbaju Oranye Dikawal Polisi Bersenjata di Depan Monumen Bom Bali
Langkah tersebut merepresentasikan bahwa negara hadir bagi seluruh warga negaranya termasuk para penyintas.
Dia menyebut keberadaan penyintas akan selalu mengingatkan bahwa potensi ancaman terorisme terus mengintai. Jika tak ditangani dengan baik, terorisme akan memakan korban jiwa masyarakat lainnya.
“Apa yang diperlukan dalam menghadapi potensi ancaman tersebut tidak lain adalah kebersamaan. Ketika bangsa ini kuat dan seluruh komponen bangsa bersatu menjadikan terorisme sebagai musuh bersama, maka kedamaian akan terjadi," ujar Imam.
Koordinator Forsitas Sulawesi Tengah Daniel Doeka mengatakan dengan berkumpulnya para penyintas bom, mereka bisa saling berbagi pengalaman.
Sebagai korban serangan bom, mereka bisa terus mengingatkan masyarakat luas bahwa ancaman terorisme adalah nyata.
“Banyak sekali manfaat yang diambil dari acara ini,” kata penyintas bom Pasar Mahesa Palu tahun 2005 itu.
“Bagi kami, kegitan ini sangat informatif. Kami merasa dihargai, negara hadir untuk kami,” tambah Daniel. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Irjen Setyo: Kami akan Tindak Tegas Pelaku Bom Ikan di Perairan Komodo
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan