8 Hal jadi Fokus Penyempurnaan Kurikulum Madrasah

Selasa, 14 Juli 2020 – 07:10 WIB
Siswa SDIT Almaka, Kalideres, Jakarta Barat. Ilustrasi Foto: Sam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kedudukan Pendidkan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab semakin diperkuat.

Penguatan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 183 tahun 2019 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Kurikulum baru ini digunakan mulai tahun ajaran 2020/2021.

BACA JUGA: Ini Panduan Pembelajaran Madrasah di Tahun Ajaran Baru

Plt Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, KMA 183 tahun 2019 tidak mengubah secara total isi kurikulum sebelumnya yang tertuang dalam KMA 165 tahun 2014.

“Kurikulum pada KMA 183 Tahun 2019 hanya menyempurnakan beberapa Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD),” kata Kamaruddin di Jakarta, Senin (13/7).

BACA JUGA: 13 Juli, Madrasah Akan Gunakan Kurikulum Baru

Menurutnya, ada tiga persamaan kedua KMA ini. Pertama, persamaan mata pelajaran.

Kurikulum madrasah terdiri atas Quran Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan Bahasa Arab.

BACA JUGA: Kurikulum Darurat Madrasah Terbit, Guru Diminta Lebih Siap

“Ini tidak ada perubahan. Mata pelajarannya persis sama, tidak ada yang dikurangi atau ditambahkan,” terang Kamaruddin.

Kedua, tetap mengunakan prinsip pembelajaran pada Kurikulum Nasional 2013.

Ketiga, menggunakan prinsip penilaian yang berlaku pada kurikulum Nasional 2013 yang disempurnakan.

Dijelaskan Kamaruddin, penyempurnaan kurikulum antara lain didasarkan pada hasil penelitihan Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag. Puslitbang antara lain menemukan adanya beberapa struktur materi antar jenjang dan antar kelas yang tumpang tindih.

Penelitian ini juga menilai perumusan level kompetensi masih terlalu rendah. Temuan lainnya adalah materi Bahasa Arab dinilai cenderung strukturalis.

Berdasarkan temuan tersebut dan hasil kajian umum, Kemenag merasa perlu melakukan penyesuaian kurikulum di madrasah untuk memenuhi kebutuhan perkembangan pendidikan abad 21, kebutuhan pembentukan karakter bangsa Indonesia sebagai warga dunia, serta pencapaian visi Indonesia berdaulat, maju, adil, dan makmur.

Ada delapan fokus penyempurnaan kurikulum tersebut, yaitu:

1. Penataan kembali distribusi materi yang tumpang tindih antar jenjang dan antar kelas.

2. Perumusan level kompetensi yang ditingkatkan untuk membekali peserta didik lebih tinggi dalam berfikir kritis dan inovatif. Sehingga level kompetensi MI ditingkatkan hampir 30% Kompetensi Dasar (KD) berlevel C4, MTs 70% dan MA 90% level C4 hingga C6.

3. Penataan kesinambungan dan keselarasan perumusan antara KD1 Sikap spiritual, KD 2 Sikap Sosial, KD 3 Pengetahuan, dan KD 4 Keterampilan.

4. Penguatan Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab pada aspek sikap dan keterampilan beragama dibanding pengetahuan atau kognitif.

5. Penguatan Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab untuk menghasilkan keyakinan dan penghargaan siswa dalam membuktikan bahwa Islam adalah agama yang sangat relevan dengan kemajuan kehidupan zaman.

6. Penguatan Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab sebagai pengantar siswa menjadi warga bangsa Indonesia yang hidup dalam keberagaman.

7. Perubahan pada Materi Bahasa Arab terutama penyempurnaan dalam penyajian dan metode pendekatan yang digunakan sehingga lebih menekankan pada pendekatan fungsional dari pada struktural.

8. Penyempurnaan kedalaman materi kurikulum mata pelajaran PAI pada Madarasah Aliyah Peminatan Keagamaan, serta penggunaan pengantar Bahasa Arab pada pembelajaran PAI dan Bahasa Arab pada MA Program Keagamaan (MAPK).

“Jadi, penyempurnaan ini juga pada aspek kedalaman materi. Harapannya, siswa semakin memahami ajaran agama dan Bahasa Arab. Keduanya diharapkan bisa menjadi bekal siswa menjadi warga bangsa yang bisa hidup dalam keberagamaan dan tetap kompetitif dalam kemajuan zaman,” tandasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler