jpnn.com, FUZHOU - Delapan perusahaan asal Tiongkok menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.
Delapan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang industri itu menyampaikan keinginannya kepada Duta Besar RI di Beijing.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Bagikan Tips Sekaligus Ungkap Tren Investasi di Masa Depan
"Para CEO delapan perusahaan datang ke KBRI untuk menyampaikan keinginannya memperluas jaringan bisnisnya ke Indonesia," kata Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Djauhari Oratmangun, Kamis (5/10).
Travis Liu ditunjuk sebagai pimpinan delegasi delapan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, manufaktur, pelestarian lingkungan, kebutuhan masyarakat, media, dan investasi ekuitas, bertemu Dubes dan jajaran KBRI Beijing.
BACA JUGA: Butuh Investasi Rp 16 Triliun, Menko Luhut Segera Lobi Eropa - UAE
CEO MagicWe Technologies yang bergerak di bidang pemasaran digital dan e-dagang kreatif itu menyampaikan beberapa kelebihan dan kekuarangan bagi perusahaan China yang hendak berinvestasi di negara-negara kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Meskipun demikian dia melihat potensi pasar di kawasan Asia Tenggara sangat berkembang pesat.
BACA JUGA: Mahfud MD Membandingkan Habib Rizieq dengan Khomeini
Apalagi Indonesia sebagai satu-satunya negara di kawasan ini yang tergabung dalam G20 memiliki pertumbuhan PDB yang stabil bahkan cenderung meningkat selama beberapa tahun ini terakhir.
Hal ini yang membuat para pengusaha dari Tiongkok ini sangat tertarik berinvestasi di Indonesia, demikian Liu.
Taiho, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi mekanik dan kecerdasan artifisial (AI) menawarkan kerja sama di bidang pembersihan dan penyortiran barang tambang.
Lalu ada juga The Passage yang ingin menjalin kerja sama di bidang penelitian teknologi di Indonesia.
Demikian dengan Lena yang ingin berinvestasi di Indonesia di bidang peralatan kecantikan.
Mihoteco yang bergerak di bidang lampu dan pengolahan limbah tertarik untuk membuka usaha di Indonesia dan berinvestasi di bidang pengolahan limbah plastik campuran menjadi plastik woven.
Para pengusaha tersebut awalnya merencanakan kunjungan ke Indonesia pada awal tahun 2020. Namun ditunda hingga situasi pandemi global agak mereda.
Dubes Djauhari menanggapi positif keinginan mereka dengan mengingat bahwa batu bara merupakan produk ekspor terbesar Indonesia ke China.
Selain itu, pengolahan limbah plastik akan menjadi solusi penanganan sampah di Indonesia yang dapat didaur ulang menjadi produk jenis baru yang juga dapat digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi.
Investasi Tiongkok di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan.
Selama Januari-September 2020, China telah merealisasikan investasinya di Indonesia sebesar 3,5 miliar dolar AS sehingga menempatkannya di posisi kedua investasi asing terbesar di Indonesia.
Beberapa proyek kerja sama Indonesia-China dikerjakan melalui kerangka sinergi Poros Maritim Dunia dan Parakarsa Sabuk Jalan (BRI), termasuk pengembangan empat koridor ekonomi baru dan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia.
"Saya berharap kawasan ekonomi itu bisa menjadi destinasi investasi potensial bagi para calon investor Tiongkok," ujar Dubes.
Ia juga menawarkan beberapa sektor industri kepada para pengusaha China atau Tiongkok tersebut sejalan dengan bidang-bidang kerja sama ekonomi yang selama ini juga menjadi prioritas Indonesia.
"Sehubungan dengan hal ini, kami akan menindaklanjuti berbagai proposal kerja sama tersebut dengan otoritas terkait di Jakarta untuk mewujudkan capaian investasi yang konkret," kata Djauhari. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Soetomo