82 Persen Masyarakat Indonesia Pergi Tanpa Bawa Uang Tunai

Sabtu, 30 Maret 2019 – 11:43 WIB
Ilustrasi layanan nontunai. Foto: Indopos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei Visa Worldwide dengan Consumer Payment Attitudes 2018 menunjukkan 82 persen masyarakat Indonesia ternyata bepergian tanpa uang tunai alias cashless.

Berdasar studi tersebut, masyarakat Indonesia semakin menyadari manfaat pembayaran nontunai.

BACA JUGA: Lindungi Konstituen dari Investasi Bodong, Misbakhun Ajak OJK Blusukan di Kampus

”Menjalani gaya hidup nontunai menjadi lebih mudah dan menarik bagi masyarakat kita. Sebab, banyak opsi cara membayar, mulai pembayaran pakai kartu, teknologi nirkontak, sampai yang berbasis QR code,” papar Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman, Jumat (28/3).

Terkait dengan masa depan pembayaran, Riko mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang tinggi untuk menggunakan perangkat wearable.

BACA JUGA: Ingin Aman Ajukan Peminjaman Online? Coba Langkah Mudah Berikut

Yakni, sebanyak 76 persen responden. Mereka menilai smartwatch sebagai perangkat wearable yang paling nyaman untuk pembayaran.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, mengalihkan transaksi masyarakat dari tunai ke nontunai butuh waktu lama, bisa 10-15 tahun.

BACA JUGA: Sosialisasi OJK Disusupi Kampanye Pilpres, Gerindra Geram

Semuanya bergantung seberapa cepat pembangunan infrastruktur komunikasi.

”Kalau untuk daerah-daerah perkotaan, saya pikir enggak ada masalah,” kata David.

Saat ini masih ada daerah yang belum terjangkau listrik dan base transceiver station (BTS).

Padahal, syarat utama mengakses keuangan digital adalah ketersediaan listrik.

Apalagi di pulau-pulau kecil yang susah dijangkau. Hal itulah yang mengakibatkan penggunaan uang tunai di daerah masih besar.

”Transaksi digital harus pakai gadget atau kartu. Kendalanya di situ,” imbuh David.

Lebih lanjut dia mengatakan, beberapa inisiatif sudah dilakukan oleh otoritas.

Salah satunya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif atau yang disebut Laku Pandai.

Transaksi nontunai memberikan keuntungan seperti kepraktisan dan keamanan. Meski begitu, transaksi tunai harus tetap ada.

”Tunai jadi backup,” tegas David. (ken/nis/c11/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusahaan Pembiayaan Belum Patuhi Regulasi OJK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler