82 Ribu Tewas Gegara Corona, Sekutu Donald Trump Salahkan Tipu Daya Partai Komunis Tiongkok

Rabu, 13 Mei 2020 – 09:17 WIB
Petugas medis membawa jenazah yang meninggal karena corona. Foto: REUTERS/Andrew Kelly

jpnn.com, WASHINGTON - Partai Republik berusaha keras mengkambinghitamkan Tiongkok untuk mengalihkan perhatian publik Amerika Serikat dari kegagalan Presiden Donald Trump menangani wabah virus corona.

Terbaru, Senator Lindsey Graham mengusulkan undang-undang baru yang akan memberikan Trump kewenangan untuk menjatuhkan sanksi berat jika Tiongkok tidak mengakui asal-usul virus corona yang sebenarnya.

BACA JUGA: Surat Terbuka Perawat Tiongkok untuk Donald Trump: Saya Salut kepada Warga Amerika

Politikus senior Partai Republik itu mengatakan, tanpa tipu daya Partai Komunis Tiongkok, virus corona tidak akan pernah sampai ke Negeri Paman Sam. Karena itu, Amerika harus menyelidiki asal usul virus mematikan tersebut.

"Saya yakin mereka (Tiongkok) tidak akan mengizinkan sebuah penyelidikan serius jika tidak ada paksaan," ujar dia dalam sebuah pernyataan, Selasa (12/5).

BACA JUGA: Janji Manis Tiongkok soal Kasus Pelarungan Jenazah ABK WNI

Rancangan undang-undang yang diusulkan Graham memberi Trump waktu 60 hari untuk menyatakan bahwa Tiongkok telah menyampaikan keterangan lengkap dan terpercaya kepada pemerintah Amerika Serikat atau sekutunya, atau organisasi di bawah naungan PBB seperti WHO.

Jika hingga batas waktu tersebut tidak ada keterangan dari Tiongkok, Trump diizinkan untuk menjatuhkan sanksi seperti pembekuan aset, larangan bepergian, pencabutan visa dan lain-lain.

BACA JUGA: Donald Trump Pegang Bukti Bahwa Ini Semua Salah Tiongkok

Anehnya, dalam RUU tersebut juga ada pasal yang mewajibkan Tiongkok melepaskan para demonstran prodemokrasi Hongkong yang ditahan dalam razia pascapandemi.

Seperti diketahui, Amerika Serikat adalah negara dengan jumlah kematian akibat virus corona terbanyak di dunia. Data terbaru menunjukkan jumlah korban jiwa di Negeri Paman Sam itu telah menembus angka 82 ribu. (reuters/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler