jpnn.com, SULAWESI TENGAH - Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dan Direktorat Reskrim Polda meringkus sembilan terduga teroris di di dua tempat berbeda yaitu di Tolotoli dan Tawaeli (bukan di Parigi, red) pada Kamis (9/3) dan Jumat (10/3).
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriadi memastikan 9 orang terduga teroris tersebut tak berkaitan sisa kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso yang sedang diburu aparat di Poso.
BACA JUGA: Polisi Afghanistan Minta Polri Bantu Tangani Teroris
Kelompok terduga teroris Tolitoli merupakan kelompok baru jaringan kelompok teroris Makassar pimpinan Basri yang berbaiat alias berafiliasi dengan negara Islam Irak dan Siriah (ISIS).
"Ini kelompok (teroris) baru yang berbaiat terhadap ustad BSR (Basri) di Makassar. ISIS," jelas Kapolda saat memberi keterangan pers di Mapolres Poso, kepada Radar Sulteng (Jawa Pos Group), Minggu (12/3) sore.
BACA JUGA: Terduga Teroris Itu Tinggalkan Surat Wasiat, Isinya...
Sembilan terduga teroris yang ditangkap tersebut berinisial ILH, MJ, MDY, SSY alias SAM, KFL, SFYN, DRN, JI, dan IN. Ke-9 terduga teroris ini sekarang masih menjalani peneriksaan penyidik Densus dan Direskrimum Polda di Mapolda Sulteng.
Meski kelompok baru, target aksi terornya terbilang berani dan besar. Dari penyidakan sementara, diperoleh keterangan dari para tersangka bahwa mereka akan menyerang markas Polres Parigi, Polres Tolitoli, markas Brimob Tolitoli, dan markas TNI di Tolitoli.
BACA JUGA: Densus 88 Tangkap Warga Lampung di Sulteng
Kelompok teroris ini mengaku menyasar markas pasukan Polri/TNI di Parigi dan Tolitoli karena dianggap masih sepi dengan penjagaan yang biasa-biasa saja.
"Kenapa Poso dan Palu tidak ditaget mereka, karena mereka menyebut Poso dan Palu sudah ramai. Penjagaan dan kewaspadaan aparatnya juga tinggi," ungkap jendral dengan satu bintang ini. "Kalau Parigi dan Tolotoli masih sepi dan lemah," imbuhnya.
Dari 9 tetsangka teroris Tolitoli, polisi mengamankan banyak barang bukti. Yaitu 3 karung pupuk, 2 botol cairan spritus, 7 buah handpone, 1 kantong plastik belerang, 1 kantong plastik paku, 1 buah tabung gas elpiji 3 kg, panci presto, dan satu buku tabungan Bank BNI.
Dugaan kasus yang disangkakan kepada para tersangka teroris adalah, mengetahui rencana penyerangan aksi bom, mengetahui rencana penyeranan markas Brimob dan TNI di Tolitoli, menerima paket bahan pembuatan bom dari Palu, melakukan baiat daulah ISIS melalui ustad BSR di Makassar, dan melakukan survay lokasi lokadi target penyerangan.
"Dengan bukti-bukti itu telah memuhi syarat untuk dilakukan penangkapan untuk mencegah dilakukanny aksi teror," tukas Kapolda. Saat ini, lanjut Kapolda, penyelidikan dan pendalaman kasusnya masih dilakukan tim penyidik gabungan Densus dan Direskrimum Polda Sulteng.
Salah satu yang dikembangkan penyidik adalah pendalaman dugaan keterkaitannya dengan kelompok Lampung dan Bandung sebagaimana laporan intelejen yang berkembang. (bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Bantu Malaysia Ungkap Jaringan Teroris
Redaktur & Reporter : Budi