jpnn.com - JAKARTA - Polda Metro Jaya bersama unsur lain kemarin mengadakan simulasi pengamanan masa penetapan nomor urut calon presiden dan calon wakil presiden. Sebanyak 900 personel gabungan dikerahkan dalam simulasi yang akan dijalankan pada 1 Juni itu.
Selain satuan kepolisian dari Polda Metro Jaya, simulasi tersebut melibatkan personel TNI, satpol PP, serta dinas perhubungan dan pemadam kebakaran. Jumlah personel kepolisian yang dikerahkan sebanyak 800 orang dan ditambah 100 personel dari unsur gabungan.
BACA JUGA: Harga Ayam Pedaging Bergerak Naik
"Targetnya adalah pelaksanaan pengamanan, khususnya wilayah Menteng (KPU, Bawaslu), aman terkendali dalam pengambilan nomor urut maupun kegiatan pemilu presiden nanti," ujar Kapolsek Menteng AKBP Gunawan di Kantor KPU Jakarta kemarin (27/5).
Sejumlah peralatan pengamanan, mulai anjing pelacak, barracuda, ambulans, dan water cannon sudah disiapkan. Simulasi diawali dari kantor KPU, tempat penetapan dan pengambilan nomor urut capres dan cawapres. Situasi kemudian berubah ricuh karena ada salah seorang pasangan calon yang tidak memenuhi syarat.
BACA JUGA: Jokowi Dianggap Lakukan Pembiaran Soal Kasus Korupsi Transjakarta
Biro Operasi Polda Metro Jaya Herawaty mengatakan, simulasi itu juga penting untuk mengantisipasi adanya massa yang berunjuk rasa di sekitar gedung KPU. Para pengunjuk rasa kemudian melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia.
"Ini simulasi untuk situasi setelah pengumuman. Nanti ada massa yang tidak puas dan berunjuk rasa di sini (Bundaran HI, Red)," ujarnya.
BACA JUGA: 10 Rumah Warga di Rawa Buaya Diterjang Puting Beliung
Simulasi yang berlangsung di dua tempat itu membuat lalu lintas tersendat. Namun, karena simulasi dilaksanakan pada hari libur, aktivitas lalu lintas tidak sepadat pada hari kerja. Simulasi yang sama direncanakan berlangsung di kantor Badan Pengawas Pemilu dan Mahkamah Konstitusi pada Kamis besok (29/5). (bay/c7/tom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Ramadan Harga Sembako Naik
Redaktur : Tim Redaksi