96 Anak Dilecehkan Per Hari, Ribuan Diculik

Senin, 05 Maret 2018 – 07:43 WIB
Siswi SD jadi korban pencabulan ayah tiri. Ilustrasi Foto: dok.Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

jpnn.com, NEW DELHI - Kehidupan anak-anak dari kalangan miskin di India terancam. Penculikan dan pelecehan seksual menghantui mereka setiap hari. Polisi dan politisi tidak banyak membantu.

Mereka juga kerap tidak bisa menyuarakan deritanya karena tidak ada dukungan dari pihak keluarga dan lingkungan sekitar.

BACA JUGA: Menteri Yohana: Saya Mama Papua, Sakit Rasanya Mendengar Itu

National Crime Records Bureau (NCRB) mencatat, sepanjang 2016 ada 106.958 kasus kejahatan terhadap anak-anak. Dari jumlah tersebut, lebih dari sepertiganya adalah pelecehan seksual, baik pada anak perempuan maupun laki-laki.

”Saya pikir itu hanyalah puncak gunung es. Saya yakin, 90 persen, bahkan mungkin lebih, kasus pelecehan anak tidak dilaporkan,” ujar Rima Mukherji, psikiater yang menangani korban pelecehan seksual di Kolkata. Berdasar paparan BBC, pelecehan seksual terjadi setiap 15 menit atau setara dengan 96 anak per hari.

BACA JUGA: Berkedok Relawan, Predator Cabul Memangsa Pengungsi Syria

Al Jazeera melaporkan bahwa setiap tahun jumlah laporan pelecehan seksual bertambah karena banyak korban yang mulai buka suara.

Para aktivis terjun langsung untuk mengedukasi korban agar melawan dan bertahan. Sebab, banyak di antara mereka yang akhirnya berusaha bunuh diri karena tidak ada yang percaya maupun menolong mereka.

BACA JUGA: 110 Anak Sekolah Diculik Boko Haram

”Berbicara tentang pelecehan di India tidaklah mudah,” terang Pranaadhika Sinha Devburman.

Dia dulu adalah korban pelecehan seksual. Saat dia masih anak-anak, salah seorang kerabatnya mencoba memerkosa. Orang yang tampak begitu sayang kepadanya ternyata berbuat buruk.

Dia tidak mengungkapkannya kepada orang tuanya karena yakin bahwa mereka tidak akan percaya. Dia pernah berbicara dengan bibinya saat masih berusia 8 tahun, tapi malah ditertawakan. Akhirnya pelecehan itu berlangsung hingga dia berusia 19 tahun.

Kini Devburman merupakan aktivis yang getol mendampingi anak-anak korban pelecehan sepertinya. Devburman mendirikan grup drama untuk menjadi terapi sekaligus meningkatkan kewaspadaan anak-anak di lingkungan kumuh.

Mayoritas pelecehan seksual anak memang terjadi di keluarga miskin, berasal dari kasta rendah, dan tinggal di lingkungan kumuh.

Menurut Devburman, drama adalah cara yang mudah untuk menyampaikan pesan. Lewat drama, dia mengajari anak-anak tentang apa itu pelecehan seksual dan yang harus dilakukan.

Aktivis sekaligus terapis lainnya, Vinay Singh, membantu para korban dengan terapi menulis. Mereka yang menjadi korban diminta menuliskan kisahnya untuk mengurangi beban.

Dalam salah satu tulisan terdapat kisah anak perempuan yang begitu ketakutan disentuh ayahnya sendiri. Sebab, kakak dan sepupu lelakinya pernah melecehkannya.

Selain pelecehan seksual, anak perempuan di lingkungan kumuh rawan diculik. Setengah juta anak-anak di India setiap tahun hilang. Itu setara dengan sekitar 1.370 anak per hari.

Mayoritas diculik, sebagian kecil lainnya memang sengaja melarikan diri karena tidak tahan dengan kemiskinan yang mendera mereka setiap hari.

Ram Bharam adalah salah satu orang tua yang kehilangan putrinya, Savitri, April tahun lalu. Gadis 13 tahun itu menemani ibunya ke tempat pembuatan batu bata untuk mengirimkan air dan makanan ke Bharam.

Di tengah perjalanan tiba-tiba saja ada mobil berhenti dan menariknya ke dalam. Ibunya tak bisa berbuat apa pun.

Bharam yang berasal dari kasta Shakya itu begitu miskin. Dia tidak punya uang untuk lapor polisi ke kota. Dia pun berjalan kaki. Salah satu penculiknya adalah tetangganya.

Polisi mendatangi kediaman penculik dan menghancurkan persembunyian mereka. Para penculik melarikan diri, tapi Savitri tak pernah kembali. Bharam akhirnya berusaha menikahkan enam putrinya yang tersisa secepatnya.

Anak-anak yang diculik biasanya berakhir di tempat pelacuran. Polisi tidak bisa berbuat banyak. Sebab, menemukan anak yang diculik butuh waktu dan armada yang cukup besar.

Kesulitan lainnya adalah anak-anak yang diculik kerap tidak memiliki foto untuk disebar. Mereka begitu miskin sehingga tidak memiliki uang untuk pergi ke studio foto maupun membeli telepon genggam berkamera. (sha/c10/dos)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Gagalkan Aksi Penculikan Anak


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler