Abdul Hadi Djamal, Legislator Penggiat Infrastruktur yang Terjerat Korupsi

Berkarir di Keluarga Kalla, Ayah Cegah Masuk Partai

Kamis, 05 Maret 2009 – 06:10 WIB
Foto: Dok. Fajar/JPNN

Nama Abdul Hadi Djamal tiba-tiba mencuat di mediaBukan karena dia gencar sosialisasi terkait pencalonannya menjadi anggota DPR untuk periode kedua

BACA JUGA: Kobe Shimbun. Koran yang Sudah 120 Tahun Tak Pernah Libur

Tapi, karena dia harus berurusan dengan KPK
Siapa sesungguhnya Abdul Hadi Djamal?

BAHARUDDIN MOENTA, Makassar


DARAH
aktivis memang mengalir deras dalam tubuh Abdul Hadi Djamal

BACA JUGA: Theresia Mastai, Kapolsek yang Menyamar di Klinik Aborsi Ibu Kota

Maklum, dia adalah putra tokoh Muhammadiyah Sulawesi Selatan, KH Djamaluddin Amin.

Sebagai anak yang dibesarkan keluarga Muhammadiyah, pikiran-pikiran Hadi banyak diwarnai organisasi tersebut
Saat mahasiswa, dia juga banyak berkecimpung di organisasi kemahasiswaan, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) maupun Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

BACA JUGA: Pernikahan Masal Warga Mualaf Suku Tengger

Setamat kuliah, dia memilih bekerja di sektor swastaHadi pernah tercatat sebagai karyawan Usaha Garbarata, sebelum bergabung di PT Bukaka Teknik Utama, perusahaan milik Jusuf Kalla.

Bekerja di Bukaka membuat Hadi dekat dengan keluarga KallaApalagi, dia termasuk karyawan berprestasi sehingga mendapat jabatan di perusahaan tersebutHadi dipercaya mengelola satu unit usaha sendiri di Bukaka.

Karirnya yang gemilang di Bukaka membuat Hadi awalnya tidak pernah berpikir terjun ke dunia politik"Saya tidak pernah membayangkan suatu saat akan menjadi anggota DPR RI," ujar Hadi kepada penulis Mei tahun lalu.

Meski orang tuanya tercatat sebagai pendiri PAN di Sulsel, dia justru masuk PAN pada 1999 karena diajak temannya"Ketika itu juga saya mau jadi caleg, tapi Pak Kiai (KH Djamaluddin Amin, ayahnya) tidak mengizinkanSaya diminta tetap di Bukaka, hingga punya uang," cerita Hadi ketika itu.

Larangan orang tuanya itu membuat Hadi mengurungkan niat menjadi caleg pada Pemilu 1999Dia pun memilih tetap berkarir di BukakaNiatnya menjadi caleg baru kesampaian pada Pemilu 2004Malah, dua tahun sebelum pemilu, dia mulai menggarap dukunganWilayah yang digarap ketika itu adalah Jeneponto, Bantaeng, dan beberapa daerah lain.

Pola yang diterapkan Hadi ketika itu adalah datang langsung ke masyarakatDia bertanya apa kebutuhannya, lalu dia berupaya menyediakannyaAda warga yang butuh pompa air, dia sediakan, dan banyak lagi kebutuhan lain"Jadi saat pemilu, saya tidak capek-capek lagi, karena memang sudah turun (kebutuhan konstituen dipenuhi)," ungkapnya.

Walhasil, dia berhasil terpilih sebagai salah satu anggota legislator dari SulselPadahal, saat itu dia harus bersaing dan berada dalam satu daerah pemilihan dengan Prof Ryaas Rasyid, (mantan jaksa agung) Andi Ghalib, Fanny Habibie (adik mantan Presiden Habibie), dan beberapa tokoh lain.

Terpilih sebagai legislatif tidak membuat Hadi lupa akan orang-orang yang banyak membantunya ketika menjadi calegTerutama Kalla yang menurut'Hadi memberikan bantuan pohon yang bisa dibagi-bagikan ke warga di daerah pemilihannya.

Setelah duduk di parlemen, Hadi termasuk legislator yang tidak lupa konstituennyaDia sering turun ke dapilnya untuk menangkap aspirasi, terutama infrastruktur yang memang menjadi perhatiannya.

Hal itu juga sangat didukung posisinya di DPRSebab, dia tercatat sebagai anggota panitia anggaran dan duduk di Komisi VPosisi di komisi itu pulalah yang kemudian mengantarnya banyak mengurus masalah perhubungan, relevan dengan posisinya di DPP PAN"Waktu jadi caleg saya memang banyak menjanjikan pemilih saya soal infrastrukturSebab, memang terjadi ketimpangan di utara dengan selatan Provinsi Sulsel," kata Hadi yang terpilih dari daerah selatan.

Karena itu, begitu duduk di DPR, prioritasnya adalah jalanKarena jalan inilah, menurut Hadi, yang dapat membuka isolasi ke daerah-daerahBerdasarkan kategori, klasifikasi jalan ada tiga macam, yakni jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kotaBahkan ,sebenarnya ada jalan desa.

"Jalan nasional sudah dibiayai pemerintah pusatSeperti jalur Takalar sampai Sinjai dan Bantaeng yang memang menjadi janji saya ketika pemilu lalu," katanya tentang salah bukti hasil perjuangannya.

Hasil perjuangan lain yang diklaim Hadi adalah pembangunan infrastruktur pedesaanSulsel, menurut dia, memperoleh persentase terbesar dari dana yang disediakan pusatItu dimulai dengan dana kompensasi kenaikan BBMSelain itu, ada bantuan dari Bank Dunia Rp 250 juta per desa.

Berbicara infrastruktur pelabuhan dan bandara juga tak lepas dari sentuhan HadiMulai pelabuhan di Selayar, Bulukumba, Jeneponto, hingga BantaengKhusus pelabuhan di Selayar (menghubungkan jalur laut Sulsel dengan NTT) itu juga punya dampak yang positifSebab, sepanjang jalan di Selayar itu menjadi jalan nasional sehingga dibiayai APBN.

Perluasan Bandara Hasanuddin di Makassar juga demikianHadi mengungkapkan, ide pengembangan Bandara Hasanuddin juga atas usul dirinyaYakni, saat ada pertemuan antara Direktur Keuangan Angkasa Pura dan orang perhubungan di Hotel AkasiaDi situlah dia menyampaikan ide buat apa menunggu pinjaman luar negeri, padahal Angkasa Pura punya uang Rp 300 miliar.

"Melalui Pak Ahmad Kalla, adik Pak JK yang bos saya di Bukaka dulu, saya sampaikan juga seperti ituAkhirnya ketika pertemuan saudagar Bugis Makassar, diundanglah Menteri Sugiharto (menteri BUMN saat itu), Hatta Radjasa (saat itu Menhub), sama Dirut Angkasa Pura ke Makassar di Bandara Hasanuddin," cerita Hadi.

Kepada mereka, lanjut dia, disampaikanlah ide itu dan akhirnya disepakatiPada tahap pertama pembangunan, Rp 800 miliar menggunakan dana PT Angkasa Pura I.

Masih soal bandara, Hadi ketika itu juga bercerita soal rencana pembangunan Bandara Bone, Masamba, Palopo, dan Tana Toraja"Pokoknya di sektor perhubungan, Sulsel memperoleh perhatian sangat besar," ujarnya.

Beberapa infrastruktur lain, misalnya, rumah bersubsidi, rusunawa di Mariso dan di UnhasUniversitas Muhammadiyah dan UIN (Universitas Islam Negeri) juga diakui Hadi sebagai hasil perjuangannya.

Begitu banyak yang sudah ditorehkan Hadi dalam kurun waktu lima tahun kiprahnya di parlemenNamun, ibarat kemarau setahun dihapus hujan sehari, semua itu seolah hilang ditelan bumi saat dia tertangkap tangan petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menerima suap.

Selain dikenal sebagai "pejuang" infrastruktur, Hadi juga dikenal sebagai sosok yang familiar dan gampang akrab dengan siapa sajaMulai dari pejabat, pedagang kaki lima, sampai penikmat kopi di warung kopi (warkop)Dalam setiap kunjungannya ke Makassar, anggota Komisi V DPR RI itu termasuk anggota parlemen yang cukup rajin "ngerumpi" di warkop.

Di luar itu, Hadi juga termasuk wakil rakyat yang memiliki tingkat mobilitas tinggiSetiap ke Sulsel, pasti dia mengunjungi daerah pemilihannyaUntuk mempersingkat jarak, tak jarang ia menggunakan jalan pintas: naik helikopterMakanya, setiap ada helikopter sipil yang mendarat atau melintas di wilayah Selatan, warga bisa menebaknya bahwa itu pasti Hadi Djamal.

Hal sama juga berulangkali dilakukannya saat kampanye pilkadaBaik itu pada pilgub Sulsel saat pasangan Sayang; Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifi Nu'mang (kini gubernur-wakil gubernur terpilih) berkampanye, maupun saat saudaranya berkampanye di pemilihan bupati Banteang.

Hadi juga beberapa kali meninjau proyek di daerah yang anggarannya berhasil digolkannya dengan menggunakan helikopterKepada penulis, dia menyatakan bahwa "gayanya" itu bukan sebagai unjuk kemewahan, tapi semata untuk efektivitas dan efisiensi waktu.

"Kalau saya ke Selayar dengan naik feri, paling tidak saya butuh waktu tiga hariDua hari perjalanan pergi pulang, serta satu hari bertemu konstituen dan melihat pelaksanaan proyek yang telah dianggarkan dalam APBN," ucapnya beralasan.

Berapa biaya yang harus dikeluarkannya untuk kebutuhan itu? Hadi dengan terbuka mengatakan bahwa untuk orang umum, biayanya memang agak mahal, yakni bisa sampai belasan juta"Tapi, saya ini kan dulu orang Bukaka (heli disewa dari Bukaka)Tentu tarifnya tidak samaAda diskonlahKan orang sendiri," katanya suatu waktu di pengujung 2007(el)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belajar dari Orang Jepang Bagaimana Bersiap Sambut Bencana (2)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler